Kartika Siti Aminah saat melatih tim Bima Perkasa Jogja (BPJ) di IBL 2022. Foto: IBLKartika Siti Aminah telah menggoreskan sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat pelatih kepala tim IBL, Bima Perkasa Jogja (BPJ). Akan tetapi, di balik itu, ia bukanlah tipe penyombong. Terlebih, eks pebasket era Kobanita itu memiliki filosofi unik.Lumrah jika seorang pelatih kepala menuntut dirinya dipandang sebagai pemimpin (leader) oleh pemain dalam sebuah tim basket. Namun, perempuan yang akrab disapa Coach Ika itu berbeda. Ia lebih suka menganggap dirinya sebagai koki (chef).”Kalau di keyakinan saya, perempuan itu tidak bisa menjadi pemimpin, fitrahnya tidak ke sana. Jadi ibarat chef itu, kan kayak pemasak gitu, para pemain itu ingredients saya. Saya meramu jadi masakan terenak. Itu message-nya,” terangnya ketika diwawancarai kumparan. “Indonesia belum terbiasa kerja sama dengan perempuan, apalagi yang modelannya seperti ini [berpakaian Islami]. Jadi, saya lebih ke mengarahkan, kalau kita tuh, ayo kita profesional saja. Kita berlabuh bareng-bareng yuk, membangun tim, message-nya lebih ke situ. Saya enggak mau ganggu pride mereka sebagai seorang laki-laki. Jadi, kerja bareng saja sebagai profesional,” lanjutnya.Kartika Siti Aminah saat melatih tim Bima Perkasa Jogja (BPJ) di IBL 2022. Foto: Instagram @bimaperkasajgjSelama menjadi pelatih basket, Coach Ika mengaku tidak pernah mendapat diskriminasi karena masalah keyakinannya, terutama soal penampilan luar. Cuma memang, psywar ada saja dalam pertandingan.”Alhamdulillah sampai saat ini kalau untuk penampilan saya, apa pun dari bentuk luaran saya, enggak ada yang komplain. Alhamdulillah enggak ada. Pun dengan pemain, mereka paham dengan keterbatasan yang saya punya, apa yang saya yakini dari segi pakaian, alhamdulillah mereka paham,” ucapnya.”Cuma kalau antarpelatih, saat bertanding, saya tahu pride-nya seorang laki-laki. Lagi main, pelatihnya cewek, itu pasti ada rasa-rasa [ego pebasket pria] pengin keluar, di samping rasa malu gitu banyak. Sengaja bikin panas pemain-pemain saya. Mereka kira, kalau saya melatih itu soft, mereka enggak tahu saja [aslinya],” tambahnya.Kartika Siti Aminah saat melatih tim Got Game BPJ. Foto: Instagram @gotgame.bpjSelain itu, sisi positif Coach Ika adalah suka berbagi ilmu kepada rekan seprofesi atau juniornya. Jadi, ia juga terbuka kepada para pelatih muda. Pengagum Steve Kerr ini tak ragu membagikan ilmunya ke banyak orang.”Saya juga melatih pelatih-pelatih. Kalau ada pelatih-pelatih muda mau belajar, saya welcome banget, bahkan jadi asisten saya. Saya buka kesempatan itu lebar-lebar,” tegasnya.”Kalau kita melakukan sesuatu, diniatkan ibadah, karena ibadah bukan cuma ibadah lahir kayak shalat, ada juga ibadah lain di luar itu, yakni melakukan kebaikan untuk bekal kita setelah kehidupan ini.””Kita kasih ilmu ke teman-teman, kebaikan itu akan abadi, kalau disebarkan nambah, kalau materi habis, kalau ilmu disebarkan akan nambah, kalau secara yang saya pelajari, kehidupan kita yang kedua, kalau kita nanti meninggal,ilmu yang sudah kita sampaikan itulah pahala yang berjalan,” tandasnya.Kartika Siti Aminah saat melatih tim Bima Perkasa Jogja (BPJ) di IBL 2022. Foto: Instagram @bimaperkasajgjCoach Ika melatih BPJ dimulai pada Januari 2022 saat menggantikan Dean Murray yang dipecat usai BPJ menelan 4 kekalahan di seri 1 IBL 2022. Setahun sebelumnya, pada 2021, ia terlebih dahulu menjadi asisten pelatih David Singleton di BPJ.Namun karena BPJ gagal masuk playoff IBL 2022, BPJ lalu memutuskan untuk mencari pelatih baru di musim berikutnya. Pada IBL 2023, BPJ dilatih oleh Efri Meldi dan melaju ke playoff tetapi langsung dikalahkan Pelita Jaya.Saat ini, pelatih berusia 45 tahun itu sudah tidak lagi melatih tim BPJ yang berkompetisi di IBL. Kesibukannya sekarang fokus melatih tim Kelompok Umur BPJ, yakni Got Game BPJ. Ia melatih tim U-12, U-14, dan U-16.
