Melihat sarana dan prasarana prajurit di ujung Negeri

Melihat sarana dan prasarana prajurit di ujung Negeri

Natuna, Kepri (ANTARA) – Rabu (2/7) malam itu, langit Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, memayungi Pelabuhan Penagi dengan gelap. Angin laut bertiup kencang membawa aroma asin dan dingin yang menggigit kulit. Laut beriak gelap dan debur ombak menabrak sisi dermaga, seperti menyampaikan salam kepada siapa saja yang sedang menanti malam di dermaga.

Di tengah sepinya malam itu, sebuah kapal dengan cahaya terang memancar dari geladaknya. Kapal Angkatan Laut (KAL) Sengiap terlihat menonjol, lampunya menyala tajam menembus kegelapan, seolah menjadi lentera harapan di ujung negeri.

Di atas kapal itu, para awak berdiri tegak di berbagai titik, di anjungan, buritan, dek, bahkan di bagian atas kapal. Wajah mereka tampak serius, penuh siaga, seperti menantikan seseorang yang amat mereka hormati.

Tidak lama berselang, suara kendaraan terdengar mendekat dari arah daratan. Beberapa mobil melaju perlahan menuju dermaga. Dari radio komunikasi di kapal, terdengar suara singkat, namun penuh arti “Panglima tiba. Seluruh personel siaga.”

Tidak berselang lama, dari salah satu mobil itu, turunlah seorang pria dengan postur gagah dan langkah penuh keyakinan. Seragam loreng TNI membalut tubuhnya. Di tangan kanannya, sebuah tongkat komando digenggam erat. Pria itu tidak lain adalah Laksamana Madya TNI Dr. Denih Hendrata, Panglima Komando Armada Republik Indonesia.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.