Blitar (beritajatim.com) – Kota Blitar kembali menjadi mercusuar sejarah. Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, hari ini, Sabtu (1/11/2025) membuka peringatan akbar 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Acara ini digelar melalui seminar internasional bertajuk “Bung Karno In a Global History” yang dihadiri oleh 30 akademisi dari 30 negara di dunia. Peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) ini pun dipusatkan di Perpustakaan dan Makam Bung Karno Kota Blitar.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa kehadiran Megawati di Blitar merupakan penegasan bahwa visi internasional Sang Proklamator terus hidup dan relevan dalam membangun tata dunia baru yang berkeadilan.
Hasto menuturkan, gagasan besar Bung Karno melalui KAA adalah salah satu dari dua momentum paling penting dalam sejarah peradaban dunia modern.
“Kalau pada abad ke-20 dunia menyaksikan penemuan energi atom yang membawa dampak besar bagi peradaban, maka di sisi lain, lahir pula Konferensi Asia Afrika di mana bangsa-bangsa Asia dan Afrika bersatu, membangun solidaritas, serta menegakkan semangat anti-penjajahan tanpa intervensi Barat,” ungkap Hasto di Blitar.
Menurut Hasto, Bung Karno berhasil mengubah wajah sejarah peradaban dunia. Melalui KAA, bangsa Asia dan Afrika bersatu, membangun solidaritas, dan menegakkan semangat anti-penjajahan tanpa intervensi kekuatan Barat.
“Bung Karno bukan hanya pemimpin bangsa, tetapi juga penulis sejarah dunia yang berhasil menegakkan peradaban baru berlandaskan kemerdekaan, persamaan derajat, dan perdamaian,” tegasnya.
Semangat KAA kini dihidupkan kembali melalui forum akademik di Blitar. Kehadiran 30 akademisi asing tersebut, kata Hasto, membuktikan bahwa Indonesia masih memiliki kontribusi penting dan kepemimpinan di kancah global.
Hasto menekankan, semangat anti-penjajahan yang menjadi dasar KAA juga harus menjadi cerminan kepemimpinan Indonesia.
“Semangat anti-penjajahan itulah yang menunjukkan arah kepemimpinan Indonesia. Bahwa kita tidak boleh tunduk pada kekuatan asing, melainkan harus berdiri tegak di atas prinsip kemerdekaan dan keadilan bagi seluruh bangsa,” imbuhnya.
Hasto menutup dengan menyebut bahwa kehadiran Megawati dalam peringatan KAA adalah bentuk komitmen konsisten terhadap warisan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan misi kemanusiaan global.
“Peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika ini menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk kembali meneguhkan jati diri dan peran globalnya. Seperti yang selalu diajarkan Bung Karno, Indonesia harus menjadi mercusuar,” pungkasnya. (owi/ted)
