Media Asing Soroti Kasus Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG)

Media Asing Soroti Kasus Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG)

Bisnis.com, JAKARTA — Media asing turut menyoroti bertambahnya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah di sekolah-sekolah.

Kantor berita global Reuters menyoroti bahwa sepekan terakhir, lebih dari 800 siswa di sejumlah daerah mengalami sakit usai mengkonsumsi hidangan dari program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini.

Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sebanyak 569 siswa dari lima sekolah mengalami mual dan muntah pada Rabu (17/9/2025), usai menyantap nasi ayam dari dapur MBG sehari sebelumnya. Sekitar 30 siswa harus dibawa ke RS, sedangkan sisanya ditangani di rumah.

“Per Jumat, masih ada 10 siswa yang dirawat di rumah sakit, sementara lainnya sudah sembuh,” kata Sekretaris Daerah Garut Nurdin Yana sebagaimana dikutip dari Reuters pada Minggu (21/9/2025).

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya menyatakan bakal memperketat pengawasan terhadap dapur penyedia makanan. 

Program MBG tidak akan dihentikan, tetapi sementara diganti dengan menu makanan yang lebih sederhana seperti roti, susu, telur rebus, dan buah.

Kasus keracunan akibat MBG juga terjadi terhadap kurang lebih 277 siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, pada hari yang sama. 

Sementara itu, lembaga riset ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat lebih dari 4.000 anak mengalami keracunan imbas konsumsi MBG pada Januari hingga Agustus 2025.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyatakan bakal melakukan perbaikan dalam pelaksanaan program MBG.

Prasetyo menyampaikan bahwa evaluasi dilakukan usai adanya kasus keracunan massal yang terjadi di sejumlah daerah. Dia lantas mengatakan bahwa kejadian tersebut bukan perbuatan yang disengaja, apalagi diharapkan.

Dia menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) hingga pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan program prioritas di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini.

“Telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan,” kata Prasetyo di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (19/9/2025).