Liputan6.com, Jakarta – Indonesia sebagai negara berkembang menghadapi tantangan signifikan dalam mempromosikan asuransi kepada masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa produk asuransi hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki kelebihan dana, sementara mayoritas masyarakat masih memiliki keterbatasan dalam hal finansial.
Para ahli menyatakan bahwa salah satu tantangan utama dalam pemasaran asuransi adalah keterbatasan anggaran.
“Untuk berasuransi, seseorang harus memiliki komitmen jangka panjang dan kemampuan untuk membayar premi secara rutin,” ujar Financial Planner & Educator, Aliyah Natasya pada konferensi yang diadakan di PCP Hall, dikutip Minggu (2/11/2024)
Ia menekankan pentingnya mengecek kesiapan finansial sebelum memutuskan untuk mengambil polis asuransi. Salah satu cara untuk mengevaluasi kemampuan membayar premi adalah dengan melihat keuangan selama dua tahun ke depan.
Pembayaran premi asuransi bisa dilakukan secara bulanan atau tahunan, dan bisa diambil dari bonus atau THR, tetapi merutinkan pembayaran dari gaji bulanan dianggap lebih baik.
“Jujur, tantangan terbesarnya adalah pada penghasilan. Solusinya adalah memiliki strategi untuk meningkatkan pendapatan, seperti mencari pekerjaan sampingan atau freelance,” tambahnya.
BPJS Pilihan Awal
Di sisi lain, bagi mereka yang belum siap secara finansial untuk asuransi, BPJS Kesehatan masih menjadi pilihan untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar.
Untuk perusahaan asuransi, penting untuk menyesuaikan produk mereka dengan segmentasi pasar yang tepat.
“Perkembangan asuransi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan demografi keluarga muda, karena kesadaran akan pentingnya asuransi biasanya muncul setelah seseorang berkeluarga dan memiliki kestabilan pendapatan,” ungkap Aliyah.
Meskipun BPJS Kesehatan memberikan akses layanan kesehatan dengan premi yang lebih terjangkau, tetap diperlukan pemahaman bahwa ada biaya yang harus dibayar.
“Bahkan BPJS pun ada preminya, sehingga pendidikan tentang perlunya asuransi tetap penting,” tambahnya.
Di tengah ekonomi yang tidak menentu dan peningkatan biaya hidup, pentingnya perencanaan keuangan menjadi semakin nyata.
“Hari kemarin lebih berharga daripada hari ini, dan hari besok pasti lebih mahal,” ujar Aliyah, menekankan bahwa persiapan dari sekarang dapat membantu mengamankan masa depan.