Material Erupsi Gunung Semeru Setinggi 1 Meter Menumpuk di Rumah Warga, Pembersihan Mulai Dilakukan

Material Erupsi Gunung Semeru Setinggi 1 Meter Menumpuk di Rumah Warga, Pembersihan Mulai Dilakukan

Lumajang (beritajatim.com) – Warga Dusun Gumuk Mas, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai melakukan pembersihan material erupsi Gunung Semeru yang menumpuk di rumah-rumah, Sabtu (22/11/2025).

Sebagai informasi, Dusun Gumuk Mas menjadi salah satu titik terdampak saat erupsi awan panas Gunung Semeru menerjang pada, Rabu (19/11/2025).

Sejumlah warga memilih untuk melakukan pembersihan lebih awal karena ingin segera kembali ke rumah dan meninggalkan posko pengungsian.

Material erupsi ini terlihat menumpuk hingga ketinggian lebih dari 1 meter menimbun banyak rumah-rumah.

Riki, salah satu warga Dusun Gumuk Mas mengaku, pembersihan dilakukan secara manual menggunakan alat seadanya seperti cangkul.

Menurutnya, meski terdampak bencana, lokasi tempat tinggalnya masih belum masuk dalam mategori zona merah.

Sehingga, ia memilih untuk melakukan pembersihan lebih awal agar bisa segera kembali tinggal di rumahnya.

“Ini kalau materialnya sekitar satu meter menutupi halaman rumah jadi sekarang saya bersihkan. Untuk di sini belum zona merah,” terang Riki saat dijumpai sedang membersihkan halaman rumahnya, Sabtu (22/11/2025).

Bonimon, warga lain mengatakan, banyak rumah warga ikut terdampak material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Semeru.

“Semua kena, rumah saya yang di belakang kondisinya juga kayak gini (tertimbun material), ada kayu-kayu dan lumpur,” katanya.

Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Lumajang Agus Triyono menjelaskan, selama masa tanggap darurat pihaknya terus melakukan asesmen untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Semeru.

Selain itu, Agus juga menyebut bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama. Untuk itu pihaknya mengimbau agar warga tetap mengikuti rekomendasi dari petugas.

“Sebagaimana ketentuan di masa tanggap darurat bencana ini yang difokuskan adalah evakuasi penyelamatan warga. Kemudian juga asesmen untuk mendata dan memperbaiki infrastruktur yang mungkin bisa diperbaiki,” ungkap Agus. (has/ian)