Masjid Kembar Ini Dibangun dari 12 Ton Sampah Plastik
Editor
KOMPAS.com
– Pesantren Welas Asih di Desa Sukarasa, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tengah membangun masjid ramah lingkungan dengan memanfaatkan 12 ton sampah plastik yang diolah menjadi bahan bangunan.
Pembangunan Masjid Kembar Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang digadang-gadang menjadi ikon baru di Garut ini diresmikan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, Minggu (14/9/2025) sore.
“Hari ini kami melancarkan sesuatu yang mudah-mudahan jadi inspirasi bagi Indonesia dalam pengelolaan sampah,” ujar Pimpinan Ponpes Welas Asih, Irfan Amali.
Ia menuturkan, dalam enam tahun terakhir, satu rukun warga yang meliputi kawasan pesantren sudah tidak lagi membuang sampah ke tempat pembuangan umum (TPU).
Sampah dari 200 kepala keluarga di lingkungan itu didaur ulang, mulai dijadikan pupuk hingga produk lain.
“Jadi ada sampah hari ini bisa selesai hari ini sebelum siang, beres shala dzuhur, sampah itu sudah terkelola dengan baik,” ungkapnya.
Irfan menjelaskan, sampah plastik yang dikumpulkan diolah menjadi bahan bangunan untuk membangun masjid.
Plastik tersebut akan diproses menjadi palet-palet yang kemudian dijadikan dinding masjid.
“Upaya ini tidak hanya menyelamatkan ribuan pohon, tapi juga semoga menjadi amal ibadah bagi kita semua,” ucapnya.
Putri Karlina turut memberikan apresiasi atas langkah yang dilakukan Pondok Pesantren Welas Asih.
Menurutnya, inisiatif tersebut patut dicontoh oleh ribuan pesantren lain di Garut.
“Saya juga ingin sedikit menyampaikan curahan hati, pekerjaan rumah kita soal sumber daya manusia di Garut masih luar biasa,” ujarnya.
Banyak gunung, kata dia, yang kini gundul dan berubah menjadi kebun hortikultura.
Putri berharap Pesantren Welas Asih mampu menanamkan nilai-nilai kelestarian lingkungan kepada para santri.
“Selamat sudah mendidik, semoga ke depan Garut bisa menjaga kelestarian alamnya. Terima kasih sudah menginspirasi,” katanya.
Sedangkan Raja Juli Antoni menekankan bahwa persoalan sampah seharusnya tidak hanya dipahami dalam tataran teori maupun ayat, tetapi benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Allah menyayangi orang-orang yang bertobat dan menyayangi orang-orang yang suka menjaga kebersihan. Sayangnya, ajaran itu sering tidak kita terapkan,” katanya.
Menurutnya, yang dilakukan Pesantren Welas Asih menjadi bukti, sesuatu yang selama ini dianggap tidak bermanfaat bahkan mengganggu, bisa disulap menjadi karya besar berupa rumah ibadah.
“Ini inspirasi, tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga dunia. Kalau kita masuk ke suatu tempat, lihatlah pengelolaan sampahnya. Di situlah ukuran peradaban kita,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul KEREN, Pesantren Welas Asih Garut Bangun Masjid dengan Bahan Sampah Plastik 12 Ton
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Masjid Kembar Ini Dibangun dari 12 Ton Sampah Plastik Bandung 14 September 2025
/data/photo/2025/09/14/68c6cb07d862c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)