Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing kembali masuk ke pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Hal ini terjadi pada minggu yang tipis terhadap perdagangan karena terjeda oleh libur tahun baru.
Berdasarkan data transaksi pada 30 Desember 2024-2 Januari 2025, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat beli neto (inflow) sebanyak Rp1,08 triliun.
Banjirnya dana asing di pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Nerharga Negara (SBN) yang tercatat masuk sebanyak Rp1,94 triliun dan pasar saham sebesar Rp320 miliar.
Sementara, di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), duit-duit dari investor bule tersebut justru pulang kampung (jual neto/outflow) sebanyak Rp1,17 triliun.
“Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 31 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp15,74 triliun di pasar saham, Rp34,59 triliun di pasar SBN, dan Rp161,99 triliun di SRBI,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 4 Januari 2025.
Sementara berdasarkan data untuk 2025, berdasarkan data setelmen hingga 2 Januari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp0,56 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,20 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp0,28 triliun di SRBI.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 78,00 basis poin (bps) per 2 Januari 2025 dari 75,51 bps per 27 Desember 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Rupiah unjuk gigi
Banjirnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik membuat nilai tukar rupiah unggul terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah mampu atasi kedigdayaan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
Mengutip data Bloomberg, Jumat3 Janurai 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.197 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat satu poin atau setara 0,01 persen dari posisi Rp16.198 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.185 per USD. Rupiah menguat empat poin atau setara 0,02 persen dari Rp16.189 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.217 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat hingga 19 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.236 per USD.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tegas Ramdan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)