Mampukah Ten Hag Menyelamatkan Dirinya

2 March 2024, 5:05

Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

MANTAN bintang Liverpool, Alan Hansen, perlu mencabut ucapan yang dia lontarkan untuk memperolok pelatih Manchester United Sir Alex Ferguson. Ucapan Hansen pada 1992, yang menekankan bahwa tak mungkin menjadi juara dengan mengandalkan pemain muda, tidak hanya sudah dipatahkan ‘Setan Merah’, tetapi kini dipatahkan lagi oleh bekas klubnya sendiri, Liverpool.
Pelatih Juergen Klopp membawa ‘Tim Merah’ memenangi Piala Carabao dengan bermaterikan pemain-pemain muda yang baru sekali berpengalaman tampil di Stadion Wembley. Sundulan kepala kapten kesebelasan Virgil van Dijk, 2 menit menjelang masa perpanjangan waktu berakhir, membawa Liverpool menang 1-0 atas Chelsea dan berhak mengangkat Piala Carabao.
Klopp tak terkira girangnya. Bukan karena baru pertama kali mempersembahkan piala kemenangan untuk Liverpool, tetapi lantaran tidak menyangka pemain muda belia binaannya bisa bertarung penuh percaya diri melawan tim yang dijuluki ‘klub miliaran dolar’ karena berisi pemain-pemain bintang.
Baca juga : Liverpool bakal Hadapi Manchester United di Perempat Final Piala FA
Ketika tiga hari kemudian tampil lagi di ajang Piala FA, anak-anak muda itu kembali menunjukkan permainan yang luar biasa. Liverpool mampu melumat Southampton 3-0 dan lolos ke lagi perempat final.
Di delapan besar, ‘Tim Merah’ akan ditantang oleh ‘Setan Merah’ pada 16 Maret yang akan datang. Bukan mustahil para pemain muda itu akan tampil luar biasa lagi, seperti yang dulu dilakukan David Beckham dan kawan-kawan yang merajai sepak bola Inggris lebih dari dua dekade setelah memenangi Liga Inggris pada 1992.
Anak-anak muda Liverpool bukan mustahil akan makin membungkam mulut senior mereka, Alan Hansen, bahwa dia tidak bisa meremehkan pemain muda karena dibina secara benar oleh Liverpool. Baca juga : Ten Hag Klaim Hasil Musim Lalu Buat MU Tampil Solid Kontra Liverpool
Ketika Liverpool menyongsong era kegemilangan mereka yang baru, ‘Setan Merah’ justru belum bisa menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Padahal, ketika Erik ten Hag didatangkan dari Ajax Amsterdam, harapannya pelatih asal Belanda itu akan bisa membangun Manchester United yang baru.
Pada tahun ketiganya di Old Trafford, Ten Hag justru terancam tergusur. Apalagi setelah kehadiran pemilik Grup Ineos, Sir James Ratcliffe, yang menjadi pemilik baru ‘Setan Merah’ dan berkeinginan untuk membangun kembali kehebatan Manchester United.
Kekalahan 1-2 dari Fulham pekan lalu membuat ‘Setan Merah’ semakin berat menembus empat besar sekalipun. Kalau pada 16 Maret Manchester United tidak juga mampu meredam kebangkitan Liverpool, Bruno Fernandez dan kawan-kawan kembali akan menutup musim tanpa gelar juara. Baca juga : Juergen Klopp Bangga Skuad Muda Liverpool Sukses Lapis Tim Senior
Ten Hag benar-benar berada di ujung tanduk. Penentuan nasibnya tidak harus menunggu 16 Maret, tetapi Minggu (3/3) nanti saat tim asuhannya harus bertandang ke Stadion Etihad menghadapi ‘musuh satu kota’ mereka, Manchester City.
Hanya Ten Hag sendiri yang bisa menentukan nasibnya. Kalau ia mampu menyusun tim terbaik yang bisa memberikan perlawanan kepada the Citizens, nasibnya di Old Trafford bisa berlanjut. Namun, jika ‘Setan Merah’ dilumat tim asuhan Josep Guardiola, besok malam, tamatlah nasib pelatih berkepala plontos itu.
Pertandingan besok malam merupakan final bagi Ten Hag. Ratclliffe sudah mengincar pelatih Brighton & Hove Albion, Roberto de Zerbi, untuk menggantikan posisi Ten Hag. De Zerbi mampu melahirkan pemain-pemain baru yang menonjol dan membangun Brighton yang disegani lawan di lapangan. Baca juga : Casemiro Bawa Manchester United ke Perempat Final Piala FA
Ten Hag yang gemilang dalam membangun Ajax kesulitan ketika datang ke pusat latihan ‘Setan Merah’ di Carrington. Tidak terlihat sentuhan-sentuhan magis seperti ketika membuat pemain-pemain Ajax paham peran yang harus dimainkan di dalam tim. Akibatnya, permainan tim juga tidak menunjukkan kualitas sebagai kesebelasan yang pantas ditakuti.
Manchester United menjadi tim yang mandul. Di perdelapan final melawan Nottingham Forest, Ten Hag harus menunggu sampai menit terakhir sebelum Casemiro bisa mempersembahkan kemenangan kepada ‘Setan Merah’.
Berbeda dengan Pep Guardiola dalam membangun tim. Pelatih asal Spanyol itu memang dikenal perfeksionis. Ia memiliki kekuatan membangun hubungan personal dengan anak asuhannya. Ia bisa menjelaskan kekuatan dan kelemahan setiap pemain dan menyampaikan perbaikan yang perlu dilakukan. Baca juga : Liverpool Hancurkan Southampton di Piala FA
Dalam membangun permainan tim, Pep Guardiola bisa menjelaskan dengan detail apa yang ia mintakan dari setiap pemain. Ia bisa menjelaskan set-piece yang harus dilakukan dengan berbagai variannya baik ketika menghadapi kebuntuan menembus pertahanan lawan maupun ketika harus bertahan.
Sejak menangani Barcelona, kemudian Bayern Muenchen, dan sekarang Manchester City, pola permainan menyerang yang dikembangkan Pep hampir sama. Hanya variannya yang lebih beragam sehingga permainan tim asuhan pelatih yang juga berkepala plontos itu menjadi selalu menarik untuk ditonton.
  Baca juga : Thiago Alcantara Diprediksi Akhiri Karier di Liverpool Lebih Cepat
Menakutkan
Dalam sepertiga akhir musim kompetisi, Manchester City berada dalam kondisi terbaik. Kehadiran kembali kapten kesebelasan Kevin de Bruyne membuat the Citizens semakin menakutkan. Apalagi Erling Haaland pun sudah pulih dari cedera dan menemukan kembali form permainan terbaiknya.
Pada dua pertandingan terakhir, penyerang asal Norwegia itu mencetak enam gol. Bahkan lima di antaranya ia cetak saat Manchester City melumat Luton Town 6-2 di perdelapan final Piala FA. Empat peluang yang didapat Haaland dibangun De Bruyne. Baca juga : Setan Merah Akhiri Puasa Kemenangan Tandang di Markas Wolverhampton
Inilah yang pantas membuat Ten Hag khawatir. Tim asuhannya sedang dibelit ‘cedera massal’. Bahkan pada saat euforia menemukan format yang mendekati ideal, ujung tombak muda andalannya, Rasmus Hojlund, harus menepi karena cedera.
Pilihan terbaik yang ada di bawah standar yang diharapkan. Marcus Rashford kehilangan ketajaman dan insting sebagai penyerang. Kalau besok malam Hojlund belum kunjung pulih, malapetaka bagi ‘Setan Merah’.
Tidak mungkin bisa menghadapi the Citizens dengan tim yang pincang. Semua tim yang bertemu Manchester City harus turun dengan materi terbaik dan keberanian bermain. Chelsea merupakan tim terakhir yang mampu memberikan perlawanan terbaik. Baca juga : Sempat Dibuat Khawatir Newport, MU Melaju ke 16 Besar Piala FA
Kepercayaan diri yang tinggi, bermain lepas, dan kreatif menciptakan peluang merupakan kunci dalam menghadapi tim asuhan Pep Guardiola. Bahkan dengan pertahanan yang superketat, Chelsea sempat membuat pemain Manchester City frustrasi.
Ten Hag mengkhawatirkan semangat juang anak asuhannya. Ia kesal dengan penampilan tim asuhannya saat dipaksa menelan pil pahit oleh Fulham di Old Trafford. Fernandez dan kawan-kawan tidak mampu menunjukkan semangat baja yang selama ini menjadi ciri khas ‘Setan Merah’.
Besok malam, bisa menahan imbang musuh satu kota mereka sudah merupakan kemenangan bagi Manchester United. Namun, kalau sampai kalah, apalagi kalah secara telak seperti musim lalu dilumat Liverpool, Ten Hag pantas bersiap-siap angkat koper lebih awal dari Old Trafford.