Bogor: Pemerintah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah konkret untuk mencegah stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Program mulai dijalankan secara serentak di seluruh Indonesia pada Senin, 6 Januari 2024.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga), Isyana Bagoes Oka, bersama Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, meninjau langsung pelaksanaan program di SDN Bojong Koneng 03, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mereka memeriksa kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan memantau pembagian makanan kepada siswa di lokasi tersebut.
“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia memerlukan waktu panjang. Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kita harus mulai sekarang. Jika tidak, cita-cita itu akan sulit tercapai,” ujar Isyana di sela-sela kunjungannya.
Cakupan dan Target Program
Distribusi makanan bergizi gratis dimulai di 190 titik layanan di 26 provinsi, dengan target bertambah hingga 937 titik pada akhir Januari 2025. Program ini diharapkan menjangkau tiga juta penerima manfaat dalam waktu dekat, dengan sasaran akhir mencapai 15 juta orang pada akhir tahun 2025 dan 82,9 juta penerima pada 2029.
Untuk memastikan standar kebersihan dan kualitas, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menetapkan pengemasan makanan menggunakan stainless steel food grade yang aman dan higienis. Selain anak-anak sekolah, program ini juga menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Integrasi dengan Pendidikan
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menegaskan penyediaan makanan bergizi merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Tujuan program ini adalah menghasilkan pendidikan berkualitas melalui pemenuhan kebutuhan gizi harian. Dengan gizi yang tercukupi, generasi mendatang dapat berkembang optimal,” jelas Atip.
Ia juga menekankan pentingnya evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas program ini dalam jangka panjang.
Fokus pada Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting menjadi salah satu fokus utama program ini. Wamendukbangga menyatakan bahwa periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah waktu krusial untuk mencegah stunting.
“Stunting dapat dicegah selama masa kehamilan, menyusui, hingga anak usia dua tahun. Setelah itu, pencegahan menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, program ini menjadi prioritas sesuai visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun sumber daya manusia yang unggul,” kata Isyana.
Program MBG merupakan langkah strategis untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo melalui alokasi anggaran yang memadai. Pelaksanaan program melibatkan berbagai kementerian, termasuk BKKBN, untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Bogor: Pemerintah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah konkret untuk mencegah stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Program mulai dijalankan secara serentak di seluruh Indonesia pada Senin, 6 Januari 2024.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga), Isyana Bagoes Oka, bersama Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, meninjau langsung pelaksanaan program di SDN Bojong Koneng 03, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mereka memeriksa kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan memantau pembagian makanan kepada siswa di lokasi tersebut.
“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia memerlukan waktu panjang. Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kita harus mulai sekarang. Jika tidak, cita-cita itu akan sulit tercapai,” ujar Isyana di sela-sela kunjungannya.
Cakupan dan Target Program
Distribusi makanan bergizi gratis dimulai di 190 titik layanan di 26 provinsi, dengan target bertambah hingga 937 titik pada akhir Januari 2025. Program ini diharapkan menjangkau tiga juta penerima manfaat dalam waktu dekat, dengan sasaran akhir mencapai 15 juta orang pada akhir tahun 2025 dan 82,9 juta penerima pada 2029.
Untuk memastikan standar kebersihan dan kualitas, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menetapkan pengemasan makanan menggunakan stainless steel food grade yang aman dan higienis. Selain anak-anak sekolah, program ini juga menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Integrasi dengan Pendidikan
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menegaskan penyediaan makanan bergizi merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Tujuan program ini adalah menghasilkan pendidikan berkualitas melalui pemenuhan kebutuhan gizi harian. Dengan gizi yang tercukupi, generasi mendatang dapat berkembang optimal,” jelas Atip.
Ia juga menekankan pentingnya evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas program ini dalam jangka panjang.
Fokus pada Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting menjadi salah satu fokus utama program ini. Wamendukbangga menyatakan bahwa periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah waktu krusial untuk mencegah stunting.
“Stunting dapat dicegah selama masa kehamilan, menyusui, hingga anak usia dua tahun. Setelah itu, pencegahan menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, program ini menjadi prioritas sesuai visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun sumber daya manusia yang unggul,” kata Isyana.
Program MBG merupakan langkah strategis untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo melalui alokasi anggaran yang memadai. Pelaksanaan program melibatkan berbagai kementerian, termasuk BKKBN, untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ALB)