Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Makan Bergizi Gratis, Langkah Efektif Tingkatkan Literasi di Papua

Makan Bergizi Gratis, Langkah Efektif Tingkatkan Literasi di Papua

Merauke: Di tengah tantangan rendahnya angka literasi dan gizi di Papua Selatan, program makan bergizi gratis yang digagas Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia menjadi solusi yang menjanjikan. 

Selama enam bulan uji coba sejak Juli 2024, program ini berhasil meningkatkan motivasi belajar dan literasi anak-anak, sambil memastikan kebutuhan gizi mereka terpenuhi. Dengan biaya Rp10.000 hingga Rp14.000 per anak per pertemuan, inisiatif ini menjangkau sekitar 80 anak di Merauke, Papua Selatan.

Kerja sama antara KBF Indonesia dan Indonesia Food Security Review (IFSR), mitra pemerintah dalam kajian program makan bergizi, menjadi dasar pelaksanaan inisiatif ini. Tidak hanya memberikan makanan sehat, program ini juga disinergikan dengan kegiatan belajar baca tulis di pusat belajar yang didirikan KBF sejak 2018 di Merauke.

“Hasil yang kami lihat sangat signifikan. Anak-anak menjadi lebih aktif dalam kelas baca tulis. Dalam waktu tiga bulan, tingkat literasi meningkat hingga 33 persen berdasarkan audit yang kami lakukan bersama pemerintah daerah,” jelas Risa Maulegi, Manajer Program Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Papua.
Kolaborasi dengan Komunitas Lokal
Penyelenggaraan program ini juga mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Para orang tua siswa, khususnya para ibu, dilibatkan dalam proses penyediaan makanan. 

Dengan anggaran yang dikelola secara bertahap, mereka menyiapkan menu bergizi menggunakan bahan pangan yang sebagian besar berasal dari petani dan nelayan lokal. Selain menekan biaya, pendekatan ini juga mendukung ekonomi komunitas setempat.

“Kami memastikan menu yang disajikan sesuai standar IFSR. Nasi, telur, ikan lele, sayur kacang, dan kangkung menjadi makanan minimum, ditambah susu dan buah sebagai pelengkap pada beberapa kesempatan,” tambah Risa.

Selain penyediaan makanan, KBF juga bekerja sama dengan Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua untuk menyelenggarakan program belajar baca tulis. Rendahnya angka literasi di Papua Selatan menjadi fokus utama dalam pelaksanaan inisiatif ini.

Keberhasilan program ini juga memberikan harapan untuk replikasi di wilayah Indonesia Timur lainnya. KBF Indonesia menegaskan pentingnya program makan bergizi gratis sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

“Dengan akses gizi yang lebih baik, kami yakin anak-anak di Papua dan wilayah timur lainnya akan memiliki peluang yang lebih besar untuk berkembang secara akademis dan sosial,” tutup Risa.

Program ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis komunitas dengan fokus pada pendidikan dan pemberdayaan lokal dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan gizi dan literasi di Indonesia Timur.

KBF Indonesia berharap, agar kedepannya intervensi dan program makan bergizi gratis ini dapat terus diimplementasikan di Papua, dan seluruh wilayah Timur Indonesia. Hal itu untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, sesuai yang dicita-citakan oleh Presiden Prabowo.

Merauke: Di tengah tantangan rendahnya angka literasi dan gizi di Papua Selatan, program makan bergizi gratis yang digagas Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia menjadi solusi yang menjanjikan. 
 
Selama enam bulan uji coba sejak Juli 2024, program ini berhasil meningkatkan motivasi belajar dan literasi anak-anak, sambil memastikan kebutuhan gizi mereka terpenuhi. Dengan biaya Rp10.000 hingga Rp14.000 per anak per pertemuan, inisiatif ini menjangkau sekitar 80 anak di Merauke, Papua Selatan.
 
Kerja sama antara KBF Indonesia dan Indonesia Food Security Review (IFSR), mitra pemerintah dalam kajian program makan bergizi, menjadi dasar pelaksanaan inisiatif ini. Tidak hanya memberikan makanan sehat, program ini juga disinergikan dengan kegiatan belajar baca tulis di pusat belajar yang didirikan KBF sejak 2018 di Merauke.
“Hasil yang kami lihat sangat signifikan. Anak-anak menjadi lebih aktif dalam kelas baca tulis. Dalam waktu tiga bulan, tingkat literasi meningkat hingga 33 persen berdasarkan audit yang kami lakukan bersama pemerintah daerah,” jelas Risa Maulegi, Manajer Program Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Papua.
Kolaborasi dengan Komunitas Lokal
Penyelenggaraan program ini juga mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Para orang tua siswa, khususnya para ibu, dilibatkan dalam proses penyediaan makanan. 
 
Dengan anggaran yang dikelola secara bertahap, mereka menyiapkan menu bergizi menggunakan bahan pangan yang sebagian besar berasal dari petani dan nelayan lokal. Selain menekan biaya, pendekatan ini juga mendukung ekonomi komunitas setempat.
 
“Kami memastikan menu yang disajikan sesuai standar IFSR. Nasi, telur, ikan lele, sayur kacang, dan kangkung menjadi makanan minimum, ditambah susu dan buah sebagai pelengkap pada beberapa kesempatan,” tambah Risa.
 
Selain penyediaan makanan, KBF juga bekerja sama dengan Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua untuk menyelenggarakan program belajar baca tulis. Rendahnya angka literasi di Papua Selatan menjadi fokus utama dalam pelaksanaan inisiatif ini.
 
Keberhasilan program ini juga memberikan harapan untuk replikasi di wilayah Indonesia Timur lainnya. KBF Indonesia menegaskan pentingnya program makan bergizi gratis sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
 
“Dengan akses gizi yang lebih baik, kami yakin anak-anak di Papua dan wilayah timur lainnya akan memiliki peluang yang lebih besar untuk berkembang secara akademis dan sosial,” tutup Risa.
 
Program ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis komunitas dengan fokus pada pendidikan dan pemberdayaan lokal dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan gizi dan literasi di Indonesia Timur.
 
KBF Indonesia berharap, agar kedepannya intervensi dan program makan bergizi gratis ini dapat terus diimplementasikan di Papua, dan seluruh wilayah Timur Indonesia. Hal itu untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, sesuai yang dicita-citakan oleh Presiden Prabowo.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ALB)