Makan Bergizi Gratis Bisa Turunkan Kemiskinan hingga 2,6 Persen

Makan Bergizi Gratis Bisa Turunkan Kemiskinan hingga 2,6 Persen

Jakarta, Beritasatu.com – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menilai bahwa program makanan bergizi gratis (MBG) tidak hanya berkontribusi pada peningkatan gizi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga berpotensi menurunkan tingkat kemiskinan hingga 2,6%.

Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, program ini merupakan salah satu inisiatif strategis yang perlu didukung agar dapat berjalan secara optimal. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 171 triliun dengan target penerima sebanyak 82,9 juta orang.

“Dampak MBG terhadap pertumbuhan ekonomi sangat nyata di lapangan. Dari data yang saya peroleh, peningkatan permintaan beras, telur, dan ayam dari program ini mampu menyerap hasil produksi dalam negeri serta memperkuat sektor pertanian,” ujar Luhut dalam pernyataan resminya pada Selasa (11/3/2025).

Selain menciptakan lapangan kerja, Luhut menambahkan bahwa makanan bergizi gratis juga diproyeksikan mampu menurunkan ketimpangan hingga 3,6% serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di berbagai daerah. Keberhasilan program ini bergantung pada implementasi yang sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan.

“Untuk memastikan keberlanjutan makanan bergizi gratis ini, saya meminta BGN untuk melakukan audit bertahap agar tata kelola program tetap kuat dan akuntabel,” lanjutnya.

Saat ini, makanan bergizi gratis telah berjalan di 38 provinsi dengan 2 juta penerima manfaat. Program ini didukung oleh 722 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berperan dalam menjaga kualitas makanan serta memastikan distribusi berjalan lancar. Hingga akhir 2025, pemerintah menargetkan 32.000 SPPG beroperasi guna menjangkau lebih banyak masyarakat.

Lebih dari sekadar program sosial, kehadiran MBG juga berperan sebagai penggerak ekonomi daerah. Dampaknya terlihat dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih berkelanjutan.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi menyatakan, koperasi yang terlibat dalam program MBG akan mengalami peningkatan skala usaha secara otomatis.

Kenaikan kapasitas usaha ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan anggota koperasi, terutama petani, peternak, nelayan lokal, serta pelaku usaha kecil yang berperan sebagai pemasok bahan baku dalam program ini.

Dengan semakin banyaknya koperasi yang terlibat dan peningkatan kapasitas usaha mereka, minat masyarakat untuk bergabung dalam koperasi juga diperkirakan akan meningkat. Hal ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan rasio partisipasi masyarakat dalam koperasi.

“Program MBG juga akan memfasilitasi konsolidasi dan agregasi bagi petani, nelayan, serta peternak untuk meningkatkan usahanya, baik sebagai penyedia bahan baku bagi MBG maupun sebagai bagian dari pengelola SPPG,” ujar Budi Arie.

Dengan sinergi antara berbagai pihak, program makanan bergizi gratis diharapkan dapat terus berjalan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat Indonesia.