Mahkamah Agung Brasil Setujui Penangkapan Mantan Presiden Bolsonaro

Mahkamah Agung Brasil Setujui Penangkapan Mantan Presiden Bolsonaro

JAKARTA – Mahkamah Agung Brasil dengan suara bulat menguatkan penangkapan preemptif mantan Presiden Jair Bolsonaro pada Hari Senin, menyusul upayanya melepaskan gelang kaki elektroniknya selama akhir pekan menggunakan solder saat menjalani tahanan rumah.

Bolsonaro (70) ditangkap Sabtu dini hari dan saat ini ditahan di markas besar kepolisian federal di Brasília.

Ia telah menjalani tahanan rumah sejak Agustus, menunggu penetapan tempat ia akan menjalani hukuman penjara 27 tahun atas perannya dalam kudeta 2022 yang gagal, sebuah upaya untuk tetap menjabat setelah kalah dalam pemilihan presiden dari Luiz Inácio Lula da Silva.

Panel beranggotakan empat orang di Mahkamah Agung dengan suara bulat menyetujui kelanjutan penangkapan preemptif.

Hakim Alexandre de Moraes, yang mengeluarkan surat perintah penangkapan awal pada Hari Sabtu, menganggap Bolsonaro berisiko melarikan diri dan mengutip pelanggaran pembatasan peradilan.

Dalam putusannya, ia mencatat Bolsonaro mengaku telah merusak alat pemantau pergelangan kaki, menyebutnya sebagai “kecurangan serius, ketidakpatuhan berulang terhadap langkah-langkah pencegahan, dan jelas-jelas tidak menghormati pengadilan,” melansir Anadolu 25 November.

Bolsonaro mengatakan kepada asisten hakim pada Hari Minggu, perubahan pengobatannya untuk cegukan kronis menyebabkannya mengalami gangguan saraf dan halusinasi, yang mendorongnya untuk mencoba merusak alat pemantau pergelangan kakinya.

Mantan presiden tersebut sebelumnya dilarang menggunakan media sosial dan menerima tamu tanpa izin.

Panel Pertama Mahkamah Agung meninjau dan dengan suara bulat menolak banding terakhir dari semua terdakwa yang dihukum dalam kasus rencana kudeta.

Putusan tersebut kini dianggap hampir final. Pihak pembela memiliki pilihan hukum yang sangat terbatas, terutama mosi prosedural yang mempertanyakan kelalaian atau ambiguitas dalam putusan, alih-alih putusan itu sendiri. Mosi-mosi ini diperkirakan akan segera ditolak oleh Hakim Moreas.

Setelah mosi terakhir ini ditolak secara resmi, pengadilan kemungkinan akan memerintahkan Bolsonaro dan enam orang lainnya untuk mulai menjalani hukuman mereka.