Lamongan (beritajatim.com) – Capaian Luas Tambah Tanam (LTT) di Kabupaten Lamongan berhasil melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat. Hingga 29 Desember 2025, realisasi LTT Lamongan tercatat mencapai 192.430 hektare.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan, angka tersebut melampaui target nasional yang ditetapkan untuk Lamongan sebesar 192.373 hektare.
“LTT di Kabupaten Lamongan sudah melampaui target angka yang telah ditetapkan nasional. Capaian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Lamongan siap berkontribusi dalam rangka mewujudkan swasembada pangan tahun 2025, seperti yang telah ditargetkan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto,” ujar Kepala DKPP Kabupaten Lamongan, Mugito, Selasa (30/12/2025).
Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Pemerintah Kabupaten Lamongan terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas padi. Saat ini, luas baku sawah di Kabupaten Lamongan tercatat mencapai 96.095,5 hektare.
Mugito menjelaskan, sejumlah langkah strategis telah dilakukan untuk mencapai target LTT sekaligus mempertahankan peran Lamongan sebagai daerah penyangga pangan nasional. Upaya tersebut meliputi penyediaan bibit unggul, pembangunan serta rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier, termasuk embung serta sumur dalam dan dangkal.
“Selain itu juga dilakukan optimalisasi potensi lahan sawah dan bukan sawah untuk ditanami padi, seperti wilayah rawa, lahan bera, dan perhutanan sosial. Kami juga menyediakan pompa serta melakukan pendampingan melalui sekolah lapang, baik SL GAP maupun SL PHT, agar budidaya padi bisa dikawal sampai panen dengan hasil yang baik,” jelasnya.
Upaya lain yang dilakukan meliputi penyusunan jadwal tanam di setiap kecamatan, monitoring lapangan harian, serta identifikasi ketersediaan benih, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsintan).
“Pemkab Lamongan dan petani Lamongan siap serempak menyukseskan program swasembada pangan. Ragam upaya telah dilakukan, bahkan Pemkab Lamongan sudah mencanangkan penggunaan dana desa minimal 20 persen untuk sektor pertanian. Rencananya dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pelaksanaan sekolah lapang agar kemampuan petani semakin maksimal dalam mengelola dan mengatasi persoalan pertanian,” terang Mugito.
Ia menambahkan, keberhasilan capaian LTT juga berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Bertambahnya luas area tanam akan meningkatkan volume produksi pangan dan membuka peluang kerja baru.
“Adanya pemanfaatan lahan tidur dapat memberikan peluang kerja baru di wilayah tersebut dan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat,” tuturnya. [fak/beq]
