TRIBUNJATIM.COM – Pilu nasib Moh Jamil (22), resepsionis hotel yang malah kehilangan uang Rp 18,4 juta.
Hal itu karena Jamil sempat tergiur lowongan kerja di Komisi Pemerintasan Korupsi (KPK).
Jamil dijanjikan akan menjadi seorang penyidik lapangan untuk menangkap koruptor.
Namun, Jamil malah terkatung-katung.
Diketahui, Jamil adalah seorang resepsionis sebuah penginapan di Bulak Banteng, Surabaya.
Ia tertipu lowongan pekerjaan mencatut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jamil menuturkan, penipuan itu bermula 16 Mei 2024. Ada tamu atas nama Juli. A datang menyewa satu kamar selama satu bulan.
Satu minggu menginap di sana, Juli kerap mengajak ngobrol Jamil.
“Dia cerita kerja di KPK. Dia juga menunjukkan video-videonya. Saya ditawari pekerjaan sebagai penyidik KPK,” kata Jamil.
Hingga pada suatu hari, Jamil ditawari gabung kerja KPK.
Ada posisi lowongan kosong sebagai penyidik lapangan.
Tugasnya mengejar penggarong uang negara.
Jamil pun langsung mengiyakan tawaran itu.
Jamil lantas disuruh membuat surat lamaran kerja. Juli beralasan lamaran bisa dititipkan kepadanya.
Sebab, dia akan segera ke Jakarta ketemu pimpinannya.
Berselang sepakan, Juli ditelfon Jamil mengabarkan lolos tes administrasi.
Jamil lantas diminta berangkat ke Gedung Merah Putih, kantor KPK di Jakarta Selatan dengan dalih untuk menjalani tes tulis dan psikotes.
Namun, sebelum itu Juli diminta diminta uang Rp 9,6 juta untuk biaya tes kesehatan.
Sampai sini, kecurigaan tak sekalipun muncul dalam pikiran Jamil.
Sebab, Juli telah menunjukkan identitas diri KTP dan KK saat menyewa kamar.
Uang ditransfer ke rekening Juli, dan berangkat ke Jakarta naik kereta.
Namun, setibanya di Gedung Merah Putih, Jamil mendapati bahwa nomor telepon Juli tidak dapat dihubungi.
Tiba-tiba, ia menerima panggilan dari nomor baru yang mengaku bernama Imran, rekan kerja Juli di KPK.
Imran meminta Jamil untuk menunggu di lobi gedung. Jamil yang sudah tiba sejak pukul 16.00, hingga pukul 23.00 Imran tak kunjung datang.
Setelah larut malam, Imran baru memberitahu kalau tiba-tiba ada urusan mendadak.
“Imran mengaku sedang ada gelar perkara dadakan dan menunda pelaksanaan tes esok harinya. Saya lalu mencari hotel untuk menginap,” ujarnya.
Keesokan harinya, Jamil mencoba menghubungi Juli dan Imran. Namun, nomor mereka tidak ada yang aktif. Jamil mulai sadar ditipu kembali ke Surabaya dengan naik kereta.
Jamil mengatakan belakangan setelah mencari tahu di internet orang yang menipunya berprofesi sebagai pengacara di Samarinda.
Kasus itu dilaporkan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Hingga berita ini ditulis nomor telepon Juli tidak ada yang aktif.
Sementara itu, kasus penipuan lainnya juga terjadi di kalangan artis.
Apes nasib artis niat bantu karyawan malah ditipu Rp136 juta.
Uang, mobil hingga laptop diambil oleh karyawan.
Awalnya si artis tak ingin memecat karyawan di kala pandemi Covid-19 melanda.
Namun niat si artis justru dicederai oleh si karyawan.
Sosok artis tersebut ialah pedangdut Inul Daratista.
Inul menceritakan niat awalnya membantu office boy (OB) dari outlet pindah ke kantor yang justru berujung hilangnya sejumlah uang dan aset kantor.
“Lagi apes aja kali ya. Pada saat Covid memang saya banyak karaoke libur, enggak ada kegiatan, dia kan kerja di outlet,” kata Inul dikutip dari Pagi Pagi Ambyar Trans TV, via Kompas.com pada Jumat (22/11/2024).
“Karena outlet tutup, aku enggak mau mecatin mereka, mereka tetap digaji, tapi daripada digaji enggak ada kerjaan, aku alihin ke kantor pusat,” jelasnya.
Selama kurang lebih dua tahun menjadi OB, Inul menyebut mantan karyawannya itu tidak pernah bermasalah.
“Namanya OB, kita kasih kesempatan supaya dia bisa kerja, sebenarnya kerja anaknya juga bagus di outlet,” tutur Inul.
“Akhirnya kita percaya,” lanjutnya.
Dikatakan Inul, OB tersebut sering mengeluh pada karyawan lainnya soal masalah finansial, dan teman-teman kantor lain berusaha membantu dengan mengumpulkan uang.
Namun memang, beberapa waktu sebelum melarikan sejumlah uang dan aset, mantan OB tersebut lebih sering menginap di kantor.
Inul Daratista menangis. (YouTube antvklik)
“Terakhir-terakhir itu sering tidur di kantor, alasannya malas pulang, apalah,” kata Inul.
“Mungkin karena terlalu dipercaya, keluar masuk bebas. Kita juga enggak ada suudzon, tapi ternyata ada petty cash kantor diambil, mungkin udah tahu tempat laci-laci,” imbuhnya.
Akhirnya tak hanya uang, mantan OB itu juga mencuri mobil, laptop kantor, BPKB mobil, Toyota Avanza juga ikut hilang.
“Mobilnya udah enggak ada, mobil operasional, Avanza, uang sebenarnya kalua petty cash kantor enggak banyak, ada puluhan juta,” ungkap Inul.
“Laptop kerjaan pegawai diambil,” sambungnya.
Adapun kasus ini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara dengan terdakwa bernama Leon Tada yang perkaranya teregister dalam nomor 931/Pid.B/2024/PN.Jkt.Utr.
Setelah beberapa kali sidang, kasus ini akan memasuki agenda tuntutan pada 26 November 2024.
Humas Pengadilan Negeri Jakarta Utara Maryono membeberkan terkait barang bukti yang dibawa pelaku kemudian digadaikan kepada orang lain, yang saat ini masih DPO.
“Yang ada memang ada di situ korban itu PT Vista Mitra Indonesia yang notabene menurut informasi adalah perusahaan Inul Daratista,” kata Maryono di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (21/11/2024).
“Ada namanya Leon Tada sebagai karyawan diberi kepercayaan kemudian dia melakukan tindakan dalam hal itu pencurian pasal 362 KUHP barang bukti yang dicuri itu adalah berupa mobil avanza, digadaikan setelah saya baca dari dakwaan dibawa orang yang bernama Haryanto atau siapa gitu, (seharga) Rp 50 juta. Jadi itu modusnya,” tambah Maryono.
Atas perbuatannya, perusahaan milik Inul mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
“Kalau kerugian dari PT Vista itu diperkirakan tertulis dalam dakwaan Rp 136 juta. Karena selain mobil, juga ada satu unit laptop pada kasus ini katanya milik PT Mitra Vista,” tutur Maryono.
Kasus ini telah disidangkan beberapa kali dan akan memasuki agenda tuntutan pada 26 November 2024.
“Jadi sudah diperiksa, sudah bergulir, setelah kami tanyakan fakta persidangan memang ada di situ adalah usahanya berupa karaoke jadi sudah disidangkan nanti tanggal 26 hari Selasa tuntutan akan dibacakan oleh majelis hakim,” ungkap Maryono.
Sebelumnya, Inul Daratista memperlihatkan dua foto yang menunjukkan proses sidang mantan karyawannya itu di Instagram pribadinya.
Bahkan, pada slide kedua, Inul memperlihatkan wajah sang mantan anak buahnya itu.
“Jadi OB sudah bertahun-tahun, dapat kepercayaan dari saya dan semua pegawaiku di kantor. Wajahe memelas ga mufakat bikin iba, tapi akhirnya pengin nabok jotos,” tulisnya di kolom caption.
Sebenarnya, Inul Daratista mengaku pekerjaan sang OB selalu memuaskan.
Pantas jika Inul Daratista mempertahankannya selama bertahun-tahun.
Sayangnya, sang OB malah menyalahgunakan kepercayaannya itu.
“Tugasnya awal-awal bagus sampe semua muji. Makin ke sini makin ke sono. Berani tidur di kantor, alasan males pulang,” tambah Inul Daratista.
Bahkan, terungkap, sang OB nekat mencuri mobil operasional kantor hingga duit kantor.
“Ternyata membaca situasi sampe suatu ketika ada kesempatan berani mencuri mobil operasional, ambil 3 BPKB dan duit kantor, kabur ninggalin anak bini,” tulisnya lagi.
Rupanya, sang OB sudah lama merencanakannya. Dia sudah mempelajari seluk beluk soal mobil.
Parahnya, uangnya malah digunakan untuk judi online, main cewek hingga narkoba.
“Terakhir mobil diambil dia ngintip di mana semua kunci mobil operasional BPKB ditaruh, dan hasil penjualan buat main judol, main cewe, dan narkoba, ngafe dan dugem,” tambahnya lagi.
Sebenarnya, Inul Daratista ingin menaikkan status OB tersebut sebagai pegawai tetap.
Inul Daratista. (Instagram)
Dia juga mau memberi bonus umrah dan naik gaji bulan depan pada sang OB.
Sayangnya, itu tak terjadi karena kelakuan buruk sang OB.
Dengan tegas, Inul pun ingin memenjarakan sang OB, tanpa maaf dan kasihan lagi.
“Maaf ya, buat pelajaran, sudah kita semua maafin, tapi ketok palu saya minta dia dibui. Ga ada maaf, ga ada kasihan, ga ada toleransi, ga ada iba,” tegasnya.
Penutup, Inul mengucapkan selamat masuk penjara.
“Selamat masuk tahanan, enjoy. Hidupmu belum pas kok neko-neko gaya, pake dugem, judol, main perempuan, narkoba, anak bini belanjanya sampe ngutang-ngutang. Begini kalo kurang rasa syukurnya,” tutupnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com