JABAR EKSPRES – Bulan suci Ramadan, azan maghrib adalah waktu yang di tunggu-tunggu, apalagi oleh anak-anak.
Sambil menunggu waktu maghrib tiba, tak sedikit anak-anak menghabiskan waktu ngabuburit dengan nongkrong maupun motor-motoran.
Namun beda halnya dengan anak-anak di Kampung Pasir Tarasi RT 01 RW 03 Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mereka ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka puasa dengan bermain permainan tradisional.
Salah satunya adalah mainan jadul “Lori”. Lori merupakan permainan tradisional terbuat dari pohon aren serupa roller coaster di sebuah wahana wisata.
Bedanya, lori terdiri dari lintasan dua rel serta papan seluncur tanpa memakai roda. Seluruh bahan baku rel dan papan seluncur itu memakai aren serta bambu. Agar bisa meluncur cepat, lori akan dibuat di sebuah area lereng atau memakai minyak pelumas bekas.
Saking asyiknya anak-anak di Kampung itu bermain lolorian untuk ngabuburit, tanpa terasa menjelang bedug maghrib pun tiba. Mainan lori sendiri merupakan mainan jadul yang turun temurun generasi tahun 1970-an, 1980-an, dan 1990an, bahkan mungkin sudah lebih tua dari itu.
Sindi Nuraeni perempuan berusia 13 tahun sedikit cemas saat hendak menaiki lori. Betapa tidak, ini baru kali pertamanya memainkan permainan seluncuran di atas kereta lori.
Kekhawatiran potensi terjatuh atau tersungkur karena salah pijakan sempat membuat Sindi batal menjajalnya. Namun, keseruan melihat teman lain tatkala mencoba, memaksanya menyingkirkan kekhawatiran itu.
Sindi akhirnya naik di atas papan seluncur, guna mengusir ketakutan ia menjerit sejadi-jadinya hingga sampai di garis akhir.
“Awalnya takut, pas coba sekali ternyata seru juga. Akhirnya ketagihan main ini terus,” tutur Sindi saat ditemui.
“Saya tahu permainan lori dari cerita orang tua dulu. Cuma belum pernah mencoba, akhirnya sekarang bisa rasakan langsung naik ini,” terangnya.
Sindi mengaku senang usai melampiaskan rasa penasarannya menaiki kereta lori. “Senang sekali bisa main ini. Sekalian sambil ngabuburit menunggu Magrib tiba. Jadi kalau seru kan gak terasa waktu puasanya,” ucap Sindi.
Sekedar diketahui, permainan jadul ini sengaja dibuat oleh pemuda Karang Taruna Desa Cijambu untuk momen ngabuburit bulan Ramadan serta upaya memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak.