Pacitan (beritajatim.com) – Longsornya saluran irigasi di Dusun Madekan, Desa Jetis Kidul, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, mendapat penanganan darurat dari sejumlah pihak. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS), bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, turun langsung ke lokasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, mengatakan, penanganan awal difokuskan pada penutupan area longsor dengan terpal dan pemasangan bronjong untuk menahan tanah. “Penanganan darurat saat ini dilakukan bersama OPD terkait. Untuk solusi permanen, masih dalam tahap perencanaan dan akan kami koordinasikan dengan BPBD Provinsi Jawa Timur,” jelasnya, Jumat (16/5/2025).
Menurut Erwin, kejadian longsor di lokasi ini bukan yang pertama kali. Bahkan, tercatat sudah tiga kali terjadi. “Kami akan mengusulkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) ke provinsi jika memungkinkan. Mengingat dampaknya menyentuh sektor vital seperti permukiman, tempat ibadah, hingga pertanian,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Wilayah BBWS Bengawan Solo, Pacitan, Imron Prasetyo Wibowo, mengungkapkan bahwa kerusakan pada pintu klep Dam Kedung Sapi diduga menjadi penyebab utama longsor. “Saat banjir, pintu klep tidak bisa ditutup karena karat, sehingga air meluap dan mempercepat longsor,” terangnya.
Petugas BBWS BS yang datang ke lokasi langsung membersihkan karat pada besi pintu air, lalu menutup aliran dengan tanggul dari karung berisi tanah. “Ini untuk mencegah air terus menggerus longsoran,” imbuh Imron.
Diketahui, hujan deras yang mengguyur Arjosari pada Kamis (15/5) siang memicu longsor di sekitar Dam Kedung Sapi. Bronjong penahan aliran anak Sungai Grindulu sepanjang 15 meter ambrol, mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur dan mengancam keselamatan warga.
Akibat kejadian ini, dua warga, Boniyem dan Siti Romlah, terpaksa mengungsi karena rumah mereka berada paling dekat dengan titik longsor. Seorang warga lainnya, Sujiatin, memilih tetap bertahan. Longsor juga mengancam pondasi Masjid Jami Madekan serta memutus jalan penghubung antar rumah warga.
Yang paling memprihatinkan, aliran irigasi menuju lahan pertanian di tiga desa Jetis Kidul, Mangunharjo, dan Kedungbendo terputus total. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan dan aktivitas pertanian warga. (tri/kun)
