JABAR EKSPRES – Masyarakat sedang dibuat gaduh dengan kebijakan baru Pemerintah yang melarang pengecer menjual gas LPG 3 kg. Akibatnya, banyak pengkalan yang kini kebanjiran pembeli hingga membludak membentuk antrean panjang.
Di sosial media banyak juga yang membagikan video-video masyarakat yang kepanasan hingga kehujanan saat mengantre untuk beli gas LPG 3 kg. Antrean warga juga tampak sampai mengular panjang.
Salah seorang warga Bojong Gede Bogor , Yayat (54), mengungkapkan rasa kecewanya karena tidak bisa mendapatkan gas LPG 3 Kg di agen terdekat.
Baca juga :LINK Pencarian Pangkalan Gas LPG 3 Kg Terdekat, Solusi Agar Tidak Repot Mengantre Lama
Ia menyebut baru saja mengunjungi agen gas di Pasar Bojong Gede, namun sesampainya di sana, persediaan gas langsung habis dalam waktu singkat.
Yayat menambahkan, meskipun ia berusaha mencari lagi di tempat lain, ia tidak diberitahu kapan gas Elpiji 3 Kg akan kembali tersedia.
“Engga, makanya saya mau cari lagi ini dimana yang ada. Untuk harganya kurang tau saya, karena baru nyampe langsung habis tadi,” ungkapnya.
Sementara Pemilik agen gas di Pasar Bojong Gede, Juni (47), mengungkap, dalam waktu kurang dari satu jam, 200 tabung gas Elpiji 3 Kg telah terjual habis. “Tadi sekitar hampir satu jam,” kata Juni saat ditemui di lokasi yang sama.
Kondisi ini rupanya sudah diprediksi oleh pihak Pertamina Patra Niaga, yang lantas mencoba memberikan solusi untuk masyarakat yang mengalami kesulitan menemukan pangkalan Gas terdekat.
Baca juga : LPG 3 Kg Langka, Warga Bandung Rela Antre Berjam-jam
“Untuk kemudahan masyarakat menemukan pangkalan LPG 3kg terdekat, kami menyiapkan akses mencari pangkalan terdekat melalui link berikut https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg atau bisa meminta informasi melalui Call Centre 135,” ungkap Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (3/2).
Pertamina menegaskan harga LPG 3 kg di seluruh pangkalan resmi Pertamina sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan masing-masing pemda, sehingga akan berbeda di tiap daerah.
Namun harga akan seragam dalam satu daerah. Tapi jika ditemukan ada harga yang lebih mahal, kemungkinan konsumen membelinya di pengecer, bukan di pangkalan resmi.
