JAKARTA – Tesla sudah cukup lama bertengger di posisi atas sebagai produsen kendaraan listrik terlaris di dunia. Reputasi Tesla ini pun sulit digoyang oleh sejumlah pabrikan lain. Tapi kini celah itu ada, kepemilikan mobil kini semakin sarat dengan nuansa politik. Kontroversi yang terus menerus melibatkan CEO Tesla, Elon Musk, di luar dunia otomotif, memicu gelombang kekecewaan di kalangan pemilik Tesla yang tak hanya di Eropa tapi juga di kandang sendiri, Amerika Serikat (AS).
Melihat adanya peluang ini, dilaporkan CarBuzz, 21 Maret, Lucid Motors dan Ford berlomba-lomba menawarkan insentif menggiurkan untuk menarik pemilik Tesla yang ingin beralih.
Lucid Motors, dengan sedan mewahnya Air, secara terang-terangan menargetkan pemilik Tesla yang merasa tidak puas. Mereka menawarkan insentif total minimal 4.000 dolar AS (setara Rp65,2 juta), terdiri dari 2.000 dolar AS sebagai trade-in allowance dan 2.000 dolar AS lagi sebagai conquest bonus (penawaran khusus yang diberikan oleh produsen mobil kepada pelanggan yang beralih dari merek pesaing) khusus bagi pemilik Tesla. Tawaran ini hanya berlaku bagi pembelian Lucid Air Sedan, yang sering disebut sebagai pesaing Tesla Model S, dan hanya untuk pendaftaran di Texas, New York, New Jersey, Maryland, Georgia, California, Florida, Colorado, Virginia, Arizona, Massachusetts, atau Illinois.
Nah ternyata Lucid tidak hanya mengincar pemilik Tesla semata, Lucid juga menawarkan conquest deal sebesar 2.000 dolar AS bagi pemilik mobil dari merek premium seperti Acura, Audi, BMW, Cadillac, Jaguar, Land Rover, Mercedes-Benz, Porsche, dan Volvo. Namun, kembali lagi insentif ini juga hanya berlaku untuk pembelian Lucid Air Sedan, bukan SUV Gravity yang baru diluncurkan.
Tawaran ini berlaku hingga akhir Maret, sehingga pemilik Tesla yang ingin beralih harus segera mengambil keputusan.
Persaingan sengit ini tidak hanya melibatkan Lucid. Ford juga turut meramaikan pasar dengan menawarkan conquest deal untuk pemilik Tesla yang ingin beralih ke kendaraan listrik buatan Amerika. Langkah ini mengikuti jejak Polestar, yang bahkan menawarkan diskon hingga 20.000 dolar AS untuk kendaraan listriknya.
“Perang penawaran ini membuktikan bahwa pasar kendaraan listrik semakin kompetitif. Insentif terus-menerus ditawarkan, jadi jika Anda melewatkan kesempatan ini, kemungkinan besar akan ada tawaran lain dalam waktu dekat,” kata seorang analis otomotif.
Fenomena ini menunjukkan bahwa preferensi mobil tidak lagi sekadar soal spesifikasi teknis, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai politik dan pribadi pemiliknya. Dengan kontroversi yang melingkupi Tesla, merek-merek lain melihat peluang untuk merebut pangsa pasar dengan menawarkan insentif yang menarik.