Di sisi lain, Pengamat Ekonomi Suroto menduga bahwa penyebaran hoaks-hoaks menjadi bagian dari upaya melemahkan posisi perusahaan nasional di pasar.
“Segala upaya penyebaran berita hoax yang menjelekkan kompetitor, baik di media massa konvensional maupun media sosial, itu tidak etis. Seperti halnya yang terjadi pada perusahaan nasional yang tidak memiliki kaitan apa pun dengan pihak luar, termasuk Israel, bisa tiba-tiba menjadi sasaran boikot hanya karena unggahan viral di media sosial. Ini membuktikan bahwa opini publik bisa terbentuk tanpa proses klarifikasi, dan ini sangat merugikan pelaku usaha nasional,” tegas Suroto.
Sebagai salah satu pelaku industri AMDK Indonesia, Le Minerale memiliki pangsa pasar yang signifikan. Serangan disinformasi dan hoaks ini dikhawatirkan mempengaruhi kepercayaan konsumen dan menguntungkan kompetitor.
“Kita perlu melihat ini sebagai potensi adanya persaingan yang tidak sehat. Menyebarkan isu yang tidak berdasar untuk menjatuhkan citra produk pesaing adalah praktik yang merugikan ekosistem bisnis yang sehat,” kata Suroto.
Menyikapi berbagai informasi yang beredar luas secara mudah melalui media sosial, masyarakat dihimbau untuk lebih kritis dan melakukan pengecekan fakta sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi yang diterima. Untuk memverifikasi kebenaran suatu berita, masyarakat dapat mengecek melalui situs resmi perusahaan, media massa kredibel, dan kanal informasi resmi pemerintah.
(*)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5198136/original/067642300_1745497013-WhatsApp_Image_2025-04-24_at_16.03.55.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)