Layanan Bank BSI Pulih Bertahap, Tak Ada Penjelasan Penyebab Gangguan Selama Lebih dari 24 Jam

9 May 2023, 14:22

Cyberthreat.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengatakan bahwa layanan di kantor cabang dan ATM BSI secara bertahap telah beroperasi dan melayani nasabah. Namun, layanan digital seperti mobile banking dan internet banking masih dalam proses perbaikan.

“Secara bertahap layanan BSI mobile akan segera dapat digunakan kembali oleh nasabah,” demikian bunyi cuitan akun Twitter @bankbsi_id, Selasa (9 Mei 2023) pagi.

Selama lebih dari 24 jam, seluruh layanan transaksi BSI seperti mobile banking, internet banking, dan ATM, termasuk layanan teller di kantor cabang secara nasional tak beroperasi sejak Senin (8 Mei) pagi.

Perusahaan mengklaim bahwa gangguan layanan itu karena “tengah melakukan maintenance sistem”. Namun, tak dijelaskan apa penyebab dari kegagalan sistem sehingga seluruh layanan tidak bisa beroperasi di awal pekan dan di hari kerja.

Aceh menjadi provinsi yang paling terasa imbas dari kegagalan sistem layanan BSI. Di provinsi ini, seluruh perbankan berbasis syariah, hanya ada dua bank, yaitu Bank Aceh dan Bank Syariah Indonesia.

Di Twitter dan Facebook, warga Aceh banyak menumpahan kemarahan terkait gangguan layanan tersebut.

“Berapa banyak masyarakat Aceh rugi karena masalah ini?” tulis pengguna Facebook dengan akun “Junaidi Hanafiah” sembari melampirkan poster keterangan dari BSI terkait gangguan.

“Bank Syariah yang TAK BISA DIANDALKAN mari kita pindah ke bank lain saja. #BankSabarIndonesia,” tulis pengguna Facebook “Wahyu Saputra”.

Seementara itu, ada pula sindiran datang dari pengguna Facebook bernama Teuku Farhan. “Jika bank komit melayani nasabah, semakin lama waktu down time diganti dengan kompensasi meski tidak terganti dengan kerugian,” katanya.

Seorang Dosen Universitas Malikussale di Lhokseumawe, Teuku Kemal Fasya, menceritakan di dinding akun Facebook-nya tentang tak bisa mengakses layanan BSI mobile. “Coba di Aceh ada bank konvensional lain, tentu tak ada kekacauan akibat politik ekonomi perbankan monopolistik seperti ini. Bayahkan sudah lebih dari 8 jam BSI macet. Sistem ekonomi rakyat langsung down,” tulis Teuku pada Senin.

Pada Selasa pagi, Cyberthreat.id mengontak seorang warga di Aceh Singkil, yang lebih dekat ke Sumatera Utara dibandingkan ke Banda Aceh. Syafitri Maya, seorang guru SMA, mengaku belum bisa mengakses layanan mobile banking, internet banking, atau ATM. Tapi, pada pukul 10.00, ia sudah mendapatkan informasi bahwa layanan teller di kantor cabang BSI di daerahnya sudah bisa melayani nasabah.

Ia mengaku beruntung beberapa waktu lalu membuka rekening di bank lain saat berada di Medan, Sumut. Maka, saat kejadian kemarin ia bisa menggunakan bank tersebut untuk transaksi, berkirim uang ke saudaranya.

Ia menceritakan kegaduhan di antara teman dan saudaranya akibat gangguan layanan BSI. “Hampir rata unggahan masalah (di medsos) soal BSI. Karena kami mengirim (uang) enggak bisa, terima uang juga enggak bisa,” katanya. Namun, di kalangan guru atau pegawai negeri sipil, permasalahan ini tidak terlalu dirasakan karena mereka menggunakan Bank Aceh.

Menurut PT BSI, sebanyak 1.200 unit ATM milik perusahaan telah bisa beroperasi melayani nasabah secara bertahap.

Tidak ada penjelasan

PT BSI pada Selasa pagi mengeluarkan pernyataan bahwa  layanan transaksi melalui kantor cabang dan ATM mulai beroperasi.

“Sebelumnya BSI telah melakukan maintenance sistem. Pada proses ini perseroan membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian sehingga layanan tidak dapat diakses untuk sementara dan kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami nasabah atas hal ini,” tutur BSI.

Tidak ada penjelasan apa pun yang disampaikan oleh Corporate Secretary BSI Gunawan Arief Hartoyo terkait penyebab gangguan sehingga penanganan butuh berjam-jam. Gunawan menambahkan, bahwa dana nasabah aman dan perusahaa berkomitmen terus meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

Di kalangan peneliti dan komunitas keamanan siber, beredar kabar bahwa layanan mengalami gangguan karena ada serangan siber berupa ransomware.

Bukti serangan tersebut sejauh ini belum bisa divalidasi oleh Cyberthreat.id, tapi soal ini sedang dikonfirmasi kepada BSI.

Peneliti keamanan siber Vaksin.com, Alfons Tanujaya, sebelumnya mengatakan, lamanya masa pemulihan gangguan layanan bank patut diduga bahwa ada masalah yang serius, salah satunya serangan ransomware.

Menurut dia, jika layanan internet banking, mobile banking dan ATM tidak bisa diakses artinya kemungkinan besar basis data bank mengalami kesulitan diakses.

“Karena serangan ransomware biasanya mengincar basis data dan backup data. Serta, sistem perbankan yang kritikal jika dienkripsi [oleh ransomware] akan sangat sulit pulih,” Alfons menjelaskan.

“Agak mengkhawatirkan yah kalau gabungan dari tiga bank pemerintah (BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BRI Syariah, red) terbesar bisa mengalami hal seperti ini.”

Cyberthreat.id telah mengajukan sejumlah pertanyaan melalui Head of Corporate Communication BSI, Eko Nopiansyah, termasuk tentang indikasi serangan ransomware. Eko mengatakan akan segera mengirimkan balasan atas pertanyaan tersebut.[]

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi