Latihan Gandrung Sewu 2025 Membawa Dampak Berkah bagi Para Pedagang di Stadion Diponegoro

Latihan Gandrung Sewu 2025 Membawa Dampak Berkah bagi Para Pedagang di Stadion Diponegoro

Banyuwangi (beritajatim.com) – Mendekati hari H pelaksanaan gelaran event akbar Gandrung sewu 2025, seluruh penari semakin giat berlatih di Stadion Diponegoro. Dampak positif dari perhelatan ini juga membawa berkah ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama para pedagang kecil di sekitar lokasi latihan.

Selama latihan berlangsung, area sekitar stadion tampak dipadati oleh penjual yang menjajakan dagangannya, menciptakan suasana pasar dadakan yang ramai dan riuh.

Kehadiran ribuan penari dan pendamping yang antusias membuat perputaran ekonomi di lokasi tersebut meningkat drastis. Para pedagang menyambut gembira dan berharap latihan ini bisa menjadi ladang rezeki yang menguntungkan.

Banyaknya orang yang berlalu-lalang secara otomatis meningkatkan daya beli produk yang mereka jual, jauh melampaui hari-hari biasa.

Salah satu pedagang yang merasakan dampak positif ini adalah Indri, seorang penjual makanan ringan. Warga Kelurahan Sobo ini sudah dua kali berjualan di lokasi latihan gabungan Gandrung Sewu.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini, dagangan saya yang terjual sangat lumayan,” ungkap Indri.

Indri mengaku, jualan di latihan hari pertama sangat tinggi di banding hari kedua. “Sedikit banyaknya penjualan sangat saya syukuri supaya menjadi berkah.” Jelas Indri.

Penjualan yang lumayan ini membuat Indri dan pedagang lainnya termotivasi untuk terus berjualan setiap kali ada latihan.

Latihan Gandrung Sewu ini menjadi momentum emas yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha mikro di Banyuwangi. Mereka menjajakan makanan dan minuman mulai yang ringan hingga yang berat.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Taufik Rohman, menyadari fenomena positif ini. Ia mengamati langsung bagaimana area Stadion Diponegoro dipenuhi oleh para pedagang kaki lima yang memanfaatkan momen keramaian.

Hal ini menunjukkan bahwa sebuah acara budaya besar mampu memberikan dampak ekonomi yang nyata hingga ke tingkat akar rumput. Menurut Taufik, perputaran ekonomi di sekitar stadion sangat terlihat.

“Saya melihat area Stadion Diponegoro sangat banyak pelapak yang menggelar lapaknya. Ini momen bagus yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku kreatif di Banyuwangi khususnya,” kata Taufik.

Taufik juga menekankan pentingnya sinergi antara kegiatan seni dan ekonomi. Kegiatan budaya seperti Gandrung Sewu tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Hal tersebut menjadi bukti bahwa seni dan budaya dapat menjadi sektor produktif yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Dengan adanya latihan gabungan ini, warga Banyuwangi tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi bagian dari mata rantai ekonomi yang saling menguntungkan. Para pedagang mendapat rezeki, sementara peserta latihan dan penonton dapat menikmati jajanan dan barang yang ditawarkan,” pungkas Taufik. [tar/ian]