Keputusan The Fed memicu dua pandangan berbeda di internal komite. Gubernur Stephen Miran mendukung pemangkasan lebih besar, yaitu 50 bps, sementara Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid memilih agar suku bunga tetap.
Meski berbeda pendapat, langkah The Fed dianggap memberi sinyal bahwa kebijakan moneter AS mulai melunak. Hal ini menjadi kabar positif bagi mata uang dan aset berisiko di kawasan Asia, termasuk rupiah.
Selain faktor The Fed, pasar juga menyoroti pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan. Pertemuan tersebut disebut memberikan sentimen positif terhadap pasar global, termasuk Indonesia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4282589/original/079934400_1672910856-Imbas_potensi_perlambatan_ekonomi_nilai_rupiah_melemah_terhadap_dollar-ANGGA_8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)