Surabaya (beritajatim.com) – Kasus kehilangan tumbler seorang penumpang KRL kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Peristiwa yang melibatkan penumpang bernama Anita dan seorang petugas KAI Commuter bernama Argi Budiansyah itu memicu pro dan kontra, termasuk rumor soal pemecatan petugas.
KAI Commuter memastikan investigasi masih berlangsung, namun warganet terlanjur ramai membahas kronologinya. Berikut rangkuman kejadian berdasarkan informasi yang beredar dan keterangan pihak terkait.
Penumpang Akui Kehilangan Tumbler dalam Tas yang Tertinggal di KRL
Pada Senin (24/11) sekitar pukul 19.00 WIB, Anita menaiki KRL relasi Tanah Abang–Rangkasbitung. Ia turun di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB dan baru menyadari bahwa tas cooler bag miliknya tertinggal di bagasi kereta. Ia kemudian melapor kepada petugas.
Tas tersebut sempat ditemukan dalam kondisi lengkap dan bahkan difoto sebagai bukti. Namun, Anita diminta mengambilnya pada keesokan hari di Stasiun Rangkasbitung. Saat tas itu dibuka, satu barang dinyatakan hilang: sebuah tumbler biru berisi minuman kopi.
Kehilangan itu kemudian viral setelah Anita mengunggah ceritanya di media sosial. Namun, dirinya justru menerima banyak respons negatif dari sejumlah warganet, lantaran mengakibatkan petugas KAI commuter, Argi Budiansyah, mendapat teguran hingga diduga dipecat dari pekerjaannya.
Argi selaku petugas yang menangani proses penyerahan barang temuan di stasiun, tersebut memberikan klarifikasi bahwa ia menerima tas dari petugas lain tanpa mengetahui isinya.
Argi juga mengaku sempat menawarkan penggantian tumbler kepada penumpang sebagai bentuk tanggung jawab, namun tawaran itu ditolak karena penumpang meminta pemeriksaan CCTV sesuai prosedur. Rumor mengenai pemberhentian Argi pun ikut menyebar, tak lama berselang pihak KAI memberikan penjelasan bahwa tak ada pemecatan atas kejadian tersebut.
Pihak KAI Commuter menyampaikan bahwa mereka masih menelusuri detail insiden ini, termasuk proses penanganan barang temuan dan komunikasi antara petugas serta penumpang. Perusahaan juga menyebut tengah melakukan evaluasi internal.
Kronologi dari Sudut Pandang Petugas KAI Commuter
Berikut adalah rangkaian kejadian sebagaimana diceritakan Argi dalam berbagai unggahan yang beredar:
1. Penyerahan Tas oleh Petugas Walka
Sekitar pukul 20.00–21.00 WIB, Argi sedang bertugas di gate stasiun saat arus penumpang cukup padat. Seorang petugas walka menyerahkan sebuah tas jinjing hitam tanpa menjelaskan isinya.
Petugas walka meminta foto serah terima tetapi tidak membuka tas tersebut. Setelah itu, ia segera kembali ke kereta yang akan berangkat.
2. Tas Disimpan di Ruang PS
Argi membawa tas itu ke ruang Passenger Service (PS), meletakkannya di meja, lalu kembali ke gate karena kondisi masih ramai. Menjelang akhir dinas, ia melihat tas tersebut sudah berada di dalam lemari putih yang terkunci.
3. Penumpang Mengambil Tas dan Menemukan Kekurangan
Keesokan paginya, penumpang datang untuk mengambil tas. Saat pengecekan, diketahui tumbler yang diklaim berisi kopi tidak ada di dalam tas.
Argi mengaku tidak menyadari keberadaan tumbler tersebut sejak awal karena tas terasa ringan.
4. Upaya Penelusuran
Argi dan penumpang pergi ke pos walka untuk meminta informasi terkait barang temuan tersebut. Namun, mereka tidak menemukan petugas yang menyerahkan tas maupun informasi tambahan lain.
5. Upaya Penyelesaian
Setelah upaya penelusuran buntu, Argi menawarkan untuk mengganti kehilangan tumbler sebagai bentuk tanggung jawab. Namun penumpang menolak dan meminta agar proses berjalan sesuai prosedur, termasuk penelusuran lebih lanjut. Penumpang kemudian melanjutkan perjalanannya dengan KRL. Argi mengirim pesan WhatsApp kepada penumpang untuk meminta maaf atas kelalaiannya yang tidak memeriksa isi tas pada saat serah terima. (fyi/suf)
