Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kritik Keputusan Netanyahu, Presiden Israel: Tak Mungkin Bertempur Sambil Selamatkan Sandera – Halaman all

Kritik Keputusan Netanyahu, Presiden Israel: Tak Mungkin Bertempur Sambil Selamatkan Sandera – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Israel, Isaac Herzog mengungkapkan kekhawatirannya dengan keputusan PM Israel, Benjamin Netanyahu baru-baru ini.

Herzog mengatakan bahwa dirinya khawatir keputusan Netanyahu saat ini menjadi boomerang di masa depan.

“Tidak mungkin untuk tidak merasa sangat terganggu oleh kenyataan pahit yang terbentang di depan mata kita,” kata Herzog dalam sebuah pernyataan video, dikutip dari Arab News.

Netanyahu pada awal minggu ini memerintahkan pasukannya untuk melanjutkan agresi di Gaza.

Meski tak menyebut nama Netanyahu, Herzog dengan jelas mengatakan bahwa keputusan berperang di Gaza tidak dapat diterima.

Menurutnya, pasukan Israel tidak dapat fokus membebaskan sandera apabila melanjutkan agresi di Gaza.

“Tidak terpikirkan untuk melanjutkan pertempuran sementara masih menjalankan misi suci untuk membawa pulang para sandera kita,” kata Herzog.

Selain itu, Herzog juga menyoroti keputusan Netanyahu soal tentara cadangan.

Herzog merasa tidak tega mengirimkan anak-anak muda ke medan perang dan menjadikan mereka sebagai tentara cadangan.

“Ribuan panggilan tugas cadangan baru-baru ini telah dikeluarkan, dan tidak masuk akal untuk mengirim putra-putra kita ke garis depan sementara pada saat yang sama memajukan inisiatif yang memecah belah dan kontroversial yang menciptakan keretakan yang dalam di dalam negara kita,” jelas Herzog. 

Tanpa menyebut nama Netanyahu, ia meminta agar membuat keputusan secara matang.

“Kepada para pembuat keputusan untuk mempertimbangkan dengan hati-hati setiap langkah dan menilai apakah itu memperkuat ketahanan nasional,” tegasnya.

Ribuan Warga Israel Protes Kebijakan Netanyahu

Pada hari yang sama, ribuan warga Israel menggelar aksi protes di Yerusalem.

Menurut harian Israel Haaretz, ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi di dekat kediaman Netanyahu di Yerusalem barat.

Banyak yang membawa bendera Israel dan plakat berisi slogan-slogan yang mendukung para sandera yang masih ditawan di Gaza, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Yang lainnya menabuh genderang dan meneriakkan “bereskan sandera sekarang” saat mereka berbaris dari berbagai wilayah Israel.

Mereka sangat kecewa dengan keputusan Netanyahu untuk melanjutkan agresi di Gaza dan memecat bos Shin Bet, Ronen Bar.

Salah satunya yaitu, kepala eksektufi gerakan protes Brothers in Arms, Eitan Herzel.

Menurut Herzel, keputusan Netanyahu untuk menyerang kembali Gaza adalah untuk kepentingan pribadi.

“Pemerintah ini kini juga telah memulai perang, sekali lagi, untuk melindungi dirinya sendiri, untuk mengalihkan wacana dari hal-hal yang mengganggu masyarakat di Israel . Pemerintah telah kehilangan semua legitimasi di setiap tingkatan yang memungkinkan. Mereka gagal,” kata Herzel, dikutip dari The Guardian.

Namun di tengah aksi protes, para demonstran bentrok dengan polisi.

Dalam rekaman video menunjukkan polisi Israel menyerang pengunjuk rasa, termasuk emimpin Partai Demokrat oposisi dan mantan wakil kepala angkatan darat, Yair Golan.

Setelah itu, polisi juga memasang barikade beberapa ratus meter dari kediaman Netanyahu untuk mencegah pengunjuk rasa mencapainya.

Sementara itu, protes juga terjadi di Tel Aviv.

Di mana para keluarga sandera ingin Netanyahu mempertahankan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dan memfasilitasi pertukaran tawanan dengan warga Palestina.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Merangkum Semua Peristiwa