Amerika Serikat dan China merupakan dua ekonomi terbesar dunia. Meski Meksiko baru-baru ini menggantikan posisi China sebagai negara pengekspor terbesar ke AS, Amerika masih bergantung pada China untuk ratusan miliar dolar barang impor. Sebaliknya, China juga menjadi salah satu pasar ekspor utama bagi AS.
Khususnya, produk elektronik, pakaian jadi, dan furnitur menjadi komoditas terbesar yang diimpor AS dari China. Trump telah mendorong para CEO, khususnya di sektor teknologi, untuk memindahkan produksi ke dalam negeri. Namun belakangan ia melunak setelah para pelaku bisnis mengumumkan investasi ratusan miliar dolar di manufaktur AS, meskipun sebagian besar produk masih diproduksi di luar negeri.
Tak lama setelah memberlakukan tarif minimum 145 persen untuk barang-barang China — yang secara efektif menjadi embargo perdagangan — Trump memberikan pengecualian untuk produk elektronik, sehingga dikenakan tarif 20 persen saja. Langkah itu menjadi pengakuan bahwa pemerintahannya memahami dampak ekonomi AS yang ditimbulkan melalui tarif yang sangat tinggi.
Pada Mei lalu, pejabat AS dan China sepakat menurunkan tarif satu sama lain. China menurunkan bea ekspor produk AS dari 125 persen menjadi 10 persen, sementara AS menurunkan tarif dari 145 persen menjadi 30 persen.
Akibatnya, pasar saham kedua negara tersebut kemudian mengalami penguatan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5312382/original/058803300_1754958946-Untitled.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)