Konsumsi Solar Melonjak di Akhir Tahun Dibandingkan Pertalite, Kok Bisa?

27 November 2023, 12:20

Petugas SPBU mengisi BBM jenis solar subsidi di salahsatu SPBU, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Arif FirmansyahPT Pertamina (Persero) mencatat lonjakan penyaluran solar bersubsidi, sehingga berpotensi melampaui kuota yang telah ditetapkan di tahun ini. Hal tersebut berbeda dengan tren konsumsi Pertalite yang cenderung melandai.Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menjelaskan, tren konsumsi solar di periode Oktober, November, dan Desember alias kuartal terakhir memang biasanya lebih tinggi dibandingkan bulan lainnya.Selain disebabkan momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), lanjut dia, juga disebabkan aktivitas distribusi barang dan jasa oleh perusahaan logistik biasanya meningkat di akhir tahun.”Biasanya di bulan-bulan itu aktivitas atau distribusi barang dan jasa meningkat dibandingkan sebelumnya, mungkin juga terkait dengan kondisi pencatatan stok antar wilayah,” jelas Komaidi saat dihubungi kumparan, Senin (27/11).Komaidi menuturkan, penataan stok gudang tersebut biasanya dilakukan perusahaan sehingga menyebabkan pengiriman barang antar cabang, sehingga aktivitas logistik pun meningkat.Direktur Reforminer Institut, Komaidi Notonegro, pada Energy Talk di Hotel Alila, Kamis (9/2/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan”Kadang ada perusahaan di Surabaya mereka juga punya cabang di Jawa Tengah, ada juga di Jawa Barat, sehingga ada penataan stok di gudang masing-masing sehingga ada distribusi dari satu wilayah ke wilayah lain,” tutur dia.Selain kenaikan aktivitas logistik, dia juga menyebutkan faktor lain lonjakan konsumsi Solar adalah pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi COVID-19, berimbas juga pada kenaikan aktivitas sosial masyarakat.”Sekarang aktivitas masyarakat ekonominya mulai pulih, mungkin sudah mendekati 90 persen, sosialnya juga sama meskipun masih ada yang mix juga, terlebih untuk lalu lintas barang dan jasa sepertinya sudah mulai normal,” lanjut Komaidi.Komaidi mengatakan, lalu lintas logistik terutama di kawasan Trans Jawa dan Trans Sumatera atau di penyeberangan logistik lainnya sudah mendekati normal seperti sebelum pandemi.Petugas SPBU mengisi BBM jenis solar subsidi di salahsatu SPBU, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah”Artinya konsumsinya meningkat normal lagi dibandingkan era pandemi COVID-10 di 2020 sampai 2022, jadi kondisinya ada beberapa yang memengaruhi termasuk sudah pulih dari pandemi ke endemi,” pungkas dia.Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memprediksi kuota Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar berpotensi jebol hingga akhir tahun ini, sehingga mengusulkan penambahan kuota 1,3 juta kiloliter (KL).Kepala BPH Migas, Erika Retnowati menuturkan, penambahan kuota tersebut diperlukan agar kebutuhan masyarakat tercukupi hingga akhir tahun ini.Erika menjelaskan, faktor utama melonjaknya permintaan Solar adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik, berkorelasi dengan kebutuhan masyarakat.“Karena pertumbuhan tadi, kita pertumbuhan ekonominya Alhamdulilah ya semakin baik. Kita menghitung memang kebutuhannya itu cukup besar” jelasnya.Dia belum bisa memperkirakan kapan tren permintaan Solar ini bisa melandai seperti Pertalite. Hanya saja, menurutnya, program pemerintah seperti kendaraan listrik dan angkutan umum bisa membantu.

Partai

K / L

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi