Konflik dengan Truk Pasir, Badan Jalan di Blitar Ditumpuki Batu

Konflik dengan Truk Pasir, Badan Jalan di Blitar Ditumpuki Batu

Blitar (beritajatim.com) – Pemandangan berbeda terlihat di jalan Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Sepanjang jalan di desa tersebut ada tumpukan material batu berukuran besar dan pasir.

Tumpukan batu dan pasir ini berada tepat di badan atau tengah jalan. Usut punya usut tumpukan batu dan pasir di jalan ini merupakan buntut dari konflik antara pihak desa dengan truk pasir.

Pihak desa dan warga tidak ingin jalan tersebut dilewati oleh truk pasir. Pasalnya keberadaan truk pasir ini dinilai merupakan penyebab kerusakan jalan sepanjang 1 kilometer tersebut.

“Itu (batu dan pasir) merupakan swadaya masyarakat yang nanti akan digunakan untuk memperbaiki jalan rusak,” kata Kateno, Kades Penataran Kabupaten Blitar, Sabtu (09/03/24).

Sebelum ditumpuki material, truk pasir sebenarnya sudah dilarang untuk melintas di jalan tersebut. Pihak desa juga telah memberikan jalur khusus untuk kendaraan-kendaraan pengangkut pasir.

Namun ternyata, masih ada sejumlah truk pasir yang tetap melintas di jalan tersebut. Sehingga untuk membatasi akses kendaran, pihak desa dan bersama sejumlah warga menumpuk material batu dan pasir di badan jalan tersebut.

“Sehari bisa sampai 200 lebih truk yang melintas makanya jalannya rusak, tiap tahun sebenarnya bukan kali ini saja, swadaya untuk memperbaiki jalan rusak,” tegasnya.

Selain untuk membatasi jumlah truk pasir yang melintas. Namun aksi ini merupakan bentuk kekecewaan kepada Pemerintah Kabupaten Blitar karena jalan rusak tersebut tidak segera diperbaiki.

“Katanya dulu sudah mau diperbaiki, namun hingga kini belum jadi jadi, maka warga harus swadaya untuk memperbaiki jalan,” tutupnya.

Namun penumpukan material di badan jalan tersebut, juga menimbulkan pro kontra di masyarakat. Ada yang merasa setuju dengan aksi tersebut, namun ada pula yang menolak dan merasa dirugikan.

Mereka yang menolak beralasan, bahwa material yang di tengah jalan tersebut membahayakan pengendara. Tidak sedikit pengendara yang terjatuh akibat tergelincir oleh material pasir dan batu di tengah jalan tersebut.

“Beberapa waktu lalu ada warga yang terjatuh akibat kerikil dan pasir itu, itu kan membahayakan,” kata E, warga Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.

Untuk diketahui tumpukan material batu dan kerikil di tengah jalan milik kabupaten di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok bukan milik pemerintah. Pihak desa mengklaim material tersebut merupakan swadaya masyarakat.

Warga yang kontra dengan aksi tersebut menyebut ada cara yang lebih elegan untuk menolak kehadiran truk pasir. Bukan justru menumpuk material batu dan pasir di jalan. Pasalnya keberadaan material ini bisa membahayakan pengendara yang lewat di jalan desa tersebut.

“Kan ada yang lain caranya tidak seperti itu, kalau seperti itu arogan tidak memikirkan warga yang lain,” tegasnya. [owi/beq]