Blitar (beritajatim.com) – Sebanyak 300 warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kota Blitar terjun kelapangan untuk membersihkan Sumber Kali Karplos. Disana ratusan warga PSHT ini bergabung dengan 9 perguruan silat lainnya salah satunya adalah Pagar Nusa dan Tapak Suci.
Meski berakar dari perguruan silat yang berbeda namun ratusan pesilat ini bahu membahu untuk membersihkan Sumber Kali Karplos. Tak rivalitas, semua perguruan silat itu terjun ke sungai untuk membersihkan sampah yang ada di Sumber Kali Karplos.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan sumber mata air yang kini jadi objek wisata tersebut. Selain itu ini juga bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan antar perguruan silat.
“Ini menjadi momentum bersejarah bagi kita semua. Kami ingin menunjukkan bahwa pencak silat bukan hanya soal keahlian bela diri, tetapi juga tentang nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan,” kata Ketua Umum IPSI Kota Blitar, Miskan H. Prasetyo, Minggu (16/02/2025).
Kegiatan ini pun diharapkan bisa mempererat tali persaudaraan antar perguruan silat. Diharapkan dengan begitu, tidak ada lagi perpecahan atau perselisihan antar perguruan silat.
“Jadi kita selain rutin latihan pencak silat, kita juga ada program bakti sosial salah satunya ya pembersihan sungai ini,” tandasnya.
Sementara itu, Camat Sananwetan, Purwanto, menceritakan bahwa sumber Kali Karplos memiliki nilai historis dan geografis yang unik, karena menjadi titik tengah perbatasan antara Kelurahan Karangtengah dan Plosokerep di Kecamatan Sananwetan. Kawasan sumber air ini pun bisa menjadi destinasi wisata alam yang murah dan tentunya bisa menghilangkan stres dari penatnya perkotaan.
“Kawasan ini punya potensi besar sebagai destinasi wisata alam. Dengan kebersamaan semua elemen masyarakat, kami ingin menjadikan Sumber Karplos lebih bersih dan menarik untuk dikunjungi,” ujar Purwanto.
Kegiatan ini tidak berhenti di kerja bakti semata. Serangkaian acara akan dilaksanakan pada 21–22 Februari untuk lebih mempromosikan kawasan ini sebagai pusat aktivitas budaya dan wisata. Pada 21 Februari, rangkaian acara akan dibuka dengan kegiatan tasyakuran
“Nguri-Uri Budoyo Genduri Bedah Sumber”, yang mengangkat nilai-nilai budaya lokal. Selain itu, anak-anak usia TK hingga SD akan ikut serta dalam lomba perahu kertas, sementara siswa SMA/SMK akan menunjukkan keahlian mereka dalam balap perahu robotik.
Di hari berikutnya, 22 Februari, Sumber Karplos akan semakin semarak dengan fashion show yang menampilkan berbagai kreasi busana unik di area tersebut. Tak hanya itu, panitia juga menyediakan sesi mancing gratis bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana alam di sekitar sumber air. Stand bazar UMKM bagi masyarakat sekitar juga akan dibuka bersamaan dengan festival Karplos tersebut.
Puncak acara akan digelar pada malam 22 Februari, di mana seluruh perguruan silat yang terlibat dalam kegiatan ini akan melakukan deklarasi dan penandatanganan perjanjian kerukunan. Sebagai simbol perdamaian, rencananya akan dibangun prasasti di kawasan Sumber Karplos, menandai komitmen bersama untuk menjaga keharmonisan antar perguruan silat di Kota Blitar.
Dengan kegiatan ini, masyarakat dan pemerintah berharap bahwa inisiatif semacam ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengelola potensi sumber daya alam, sekaligus membangun kebersamaan sosial melalui kegiatan yang positif. [owi/aje]
