Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Komitmen PosIND Kawal Penyaluran Bansos PKH dan Program Sembako 2025

Komitmen PosIND Kawal Penyaluran Bansos PKH dan Program Sembako 2025

Jakarta: Pada Ramadan 1446 Hijriah, PT Pos Indonesia (Persero) dengan sematan brand PosIND, kembali menunjukkan kiprah dan perannya sebagai mitra pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial (bansos). 
 
Seperti tahun-tahun sebelumnya, bansos yang sudah berjalan lebih dari 5 tahun dan secara reguler terus bergulir hingga saat ini, adalah bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako. Pada triwulan pertama tahun 2025, PosIND kembali mengemban amanah untuk menyalurkan bantuan kepada lebih dari 4,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
 
Haris selaku Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia memaparkan pernak-pernik bisnis sekaligus kinerja yang dilakukan divisi Bisnis jasa Keuangan PosIND.
 

“Alhamdulillah pada tahun ini pemerintah kembali memberikan kepercayaan kepada Pos Indonesia untuk ikut membantu menyalurkan bantuan sosial Program Sembako dan PKH. Untuk triwulan 1 tahun 2025 ini, Pos Indonesia memperoleh alokasi sebanyak lebih kurang 4,2 juta penerima manfaat. Dan itu kita mulai kemarin menjelang Ramadan pada 21 Februari 2025. Alhamdulillah dalam 10 hari, tanggal  2 Maret kemarin, kita telah berhasil menyalurkan sebanyak 3,5 juta KPM dengan total anggaran yang sudah kita salurkan sebanyak Rp2,6 triliun,” kata Haris.
 
Menurut Haris, pencapaian tersebut menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam mendukung program pemerintah, meskipun terdapat tantangan di beberapa wilayah.
 

Direktur PT Pos Indonesia (Persero) Faizal R Djoemadi bersama penerima Bansos Sembako dan PKH (Foto:Dok.PosIND)

“Jadi secara rata-rata, sesuai dengan target kita 10 hari pertama itu, alhamdulillah kita sudah bisa menyalurkan 90 persen, kecuali untuk daerah Papua Barat. Karena memang kondisi daerah yang memang memaksa kita agak sedikit terlambat ya,” akunya.

Keberhasilan di Berbagai Daerah dan Tantangan Papua Barat

Ketika ditanya mengenai daerah yang mencapai hasil terbaik dalam penyaluran bantuan, Haris menyebutkan daerah di Pulau Jawa tertinggi pencapaiannya. Khususnya Jawa Barat, menjadi wilayah dengan capaian tertinggi dalam realisasi penyaluran bansos yang dilakukan Pos Indonesia dibandingkan berbagai wilayah lain.
 
“Kalau kita lihat data itu alhamdulillah yang paling tinggi capaiannya ada di Jawa Barat. Jawa Barat itu mencapai 98 persen. Jadi posisi tanggal 2 itu mereka sudah bisa mencapai 98 persen. Karena memang kondisi daerah mendukung ya. Jawa Barat kita lihat transportasi dan sebagainya relatif lebih lancar. Sehingga Alhamdulillah di posisi yang teratas pada saat 2 Maret hingga 10 hari kita menyalurkan itu sudah ada di angka 98 persen,” kata Haris.
 

Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Haris (Foto:Dok.PosIND)
 
Situasi berbeda di belahan wilayah lain khususnya wilayah dengan topografi wilayah pegunungan dan aksesibilitas yang terbatas, seperti di Papua.
 
“Di Papua Barat itu memang kondisinya menantang ya, dengan kondisi geografis yang sulit diakses, sehingga pencapaiannya agak terlambat dibandingkan daerah lain,” kata Haris.

Strategi Penyaluran yang Efektif, Efisien, dan Transparan

Keberhasilan dalam penyaluran bansos ini tak lepas dari strategi matang yang diterapkan PosIND. Strategi ini telah terbukti beberapa tahun dalam konteks fund disbursement atau penyaluran/distribusi dana. 
 
PosIND mengelaborasi beberapa metode dan menegaskan tiga metode penyaluran dana bantuan adalah yang paling efektif dan efisien. Tiga metode atau tiga pola utama yang telah menjadi pakem dan ciri khas PosIND tersebut, yaitu Pembayaran langsung di Kantorpos, distribusi atau pencairan melalui  komunitas, dan pengantaran langsung ke rumah KPM atau yang sering disebut penyaluran door to door.
 
 
KPM mengambil dana Bansos Sembako dan PKH di Kantorpos (Foto:Dok.PosIND)
 
“Kita tetap melakukan penyaluran dengan tiga pola, yakni dibayarkan di Kantorpos, kemudian dilakukan di komunitas, dan diantar khusus untuk yang sakit, difabel ataupun yang tidak bisa datang ke Kantorpos. Nah karena itu teman-teman saya (di lapangan) melakukan mapping terkait dengan alokasi di masing-masing tempat bayar. Ini di setiap kantor, ya. Dari sana kita akan tahu berapa sumber yang harus kita siapkan,” jelas Haris.
 
Haris mengungkapkan persiapan yang dilakukan termasuk pemetaan wilayah serta perhitungan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur yang dibutuhkan.
 
Ia menambahkan jika mereka ingin target tercapai 90 persen dalam 10 hari, maka petugas di lapangan sudah punya hitungan berapa alokasi waktu yang dibutuhkan untuk diselaraskan dengan jumlah KPM yang akan didistribusikan.
 
“Jadi teman-teman di lapangan yang akan mengukur nih. Kalau selama ini misalnya satu hari teman-teman bisa menyalurkan berapa, targetnya berapa,” katanya.

Pos Giro Cash: Inovasi Teknologi dalam Penyaluran Bansos

Dalam penyaluran bansos, PosIND menggunakan aplikasi Pos Giro Cash untuk memastikan transparansi dan akurasi data.
 
“Kita menggunakan aplikasi yang sudah kita siapkan, Pos Giro Cash. Jadi, Pos Giro Cash ini memang sangat mendukung proses pembayaran kita. Alhamdulillah, aplikasi ini terus kita kuatkan, kemudian fitur-fitur yang kemarin sudah tersematkan itu seperti geotagging, foto rumah, dan sebagainya tetap ada di Pos Giro Cash kita,” tutur Haris.
 
 
Dalam penyaluran bansos, PosIND menggunakan aplikasi Pos Giro Cash untuk memastikan transparansi dan akurasi data (Foto:Dok.PosIND)
 
Aplikasi ini juga dirancang untuk kondisi tanpa jaringan internet, sehingga tetap bisa mendukung pembayaran hingga ke daerah-daerah terpencil.
 
“Memang aplikasi Pos Giro Cash disiapkan juga untuk kondisi yang tidak ada jaringan internet. Jadi walau tanpa internet tetap bisa dilakukan proses perekaman, misalnya difoto penerimanya, foto rumahnya, begitu. Kemudian nanti pada saat petugas sudah berada di daerah yang terdapat jaringan internet, maka akan secara otomatis mengunggah data yang tadi sudah direkamnya,” ujar Haris menjelaskan.

Pendekatan Door to Door Diterapkan untuk Wilayah 3T

Pendekatan penyaluran secara door to door menjadi salah satu ciri khas PT Pos Indonesia (Persero) dalam penyaluran bantuan, terutama untuk penerima yang membutuhkan perhatian khusus.
 

“Proses antaran ini kita lakukan untuk penerima manfaat yang sedang sakit, yang difabel, kemudian yang memang tidak bisa datang ke Kantorpos. Sebenarnya kita membuka ruang juga untuk misalnya penerima karena kondisi tertentu menyampaikan, ‘saya minta tolong diantarlah.’ Itu bisa juga kita lakukan, asal mereka sampaikan lebih awal,’ kata Haris.
 
Selain untuk penyaluran kepada KPM dengan kondisi-kondisi tertentu tadi, Pos Indonesia juga menggunakan metode atau strategi yang sama dalam menjangkau daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ya, metode door to door menjadi andalan utama yang diterapkan Pos Indonesia untuk melakukan penyaluran di wilayah 3T ini.
 
Namun, agar pelaksanaan metode ini berjalan lancar, PosIND juga melakukan langkah yang tak kalah penting, yakni berkoordinasi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan TKSK, hingga pendamping PKH. Dalam proses penyaluran, Pos Indonesia juga menyesuaikan metode distribusi dengan kondisi wilayah, termasuk menggunakan transportasi udara di Papua.
 
“Kami telah menyiapkan sistem yang memungkinkan pencatatan penerima manfaat meskipun dalam kondisi offline. Data yang dikumpulkan akan otomatis terunggah begitu tersedia jaringan internet,” tambah Haris.

Komitmen Jaga Integritas dan Kepercayaan Masyarakat

Dalam menjalankan amanah ini PosIND menekankan pentingnya integritas kepada seluruh karyawannya. PosIND menegaskan program penyaluran bansos merupakan amanah dari negara dan harus dijalankan dengan integritas tinggi.
 

KPM difoto bersama dana bansos yang telah diterima dan identitas diri sebagai bukti penyaluran (Foto:Dok.PosIND)
 
“Kami terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tahu bahwa bantuan ini gratis. Kami juga membuka layanan pengaduan untuk menampung keluhan penerima manfaat,” katanya.
 
Haris pun memastikan dalam proses penyaluran tidak boleh ada pungutan liar atau pemotongan dana bantuan.
 
“Kami terus mengingatkan kawan-kawan saya untuk betul-betul punya integritas bahwa ini menjadi amanah yang harus bisa kita tunaikan dengan baik. Jadi, kita buat sosialisasi bahwa ini tidak boleh ada potongan,” kata Haris.

Visi Digitalisasi dan Masa Depan

Menyongsong masa depan, Haris menjelaskan bahwa PT Pos Indonesia terus mendukung program pemerintah, termasuk rencana digitalisasi pembayaran bantuan sosial.
 
“Ke depan memang pemerintah sudah melakukan upaya-upaya perbaikan terkait dengan penyaluran ini, termasuk juga rencana tentang digitalisasi pembayaran bansos, ya. Jadi, Pos akan hadir, ya. Sejujurnya kita pun PosIND ini sama seperti perbankan. Kami punya rekening giro, ya,” tuturnya.
 
Dengan pendekatan strategis dan inovasi teknologi, PosIND terus berkomitmen menjadi mitra pemerintah yang andal dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat.
 
Sebagai BUMN tertua di Indonesia, PT Pos Indonesia (Persero) berkomitmen menjadi lokomotif dalam sektor logistik nasional. Dengan mengedepankan integritas, inovasi, dan sinergi dengan pemerintah maupun masyarakat, PT Pos Indonesia siap membawa layanan logistik Indonesia menuju masa depan yang lebih modern dan inklusif, memastikan bahwa bantuan dan pelayanan menjangkau setiap pelosok negeri dengan cepat, tepat, dan penuh tanggung jawab.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ROS)

Merangkum Semua Peristiwa