Liputan6.com, Jakarta – Komisi IV DPR menyambangi kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan pun menilai keberadaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sangat penting.
Terutama, dalam upaya konservasi dan restorasi mangrove. Menurutnya, rehabilitasi mangrove di Indonesia kini menjadi sorotan dunia.
“Keberadaan BRGM menjadi salah satu langkah strategis dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove dan gambut di Indonesia,” kata Daniel dalam keterangan yang diterima pada Selasa (17/12/2024).
Daniel mengatakan, mangrove, selain memiliki nilai ekologis yang tinggi, juga menyimpan potensi ekonomi yang setara dengan sumber daya tambang. Kemampuannya dalam menyerap karbon menjadikannya elemen penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Daniel menekankan bahwa pelestarian mangrove tidak hanya berorientasi pada perlindungan lingkungan, tetapi juga harus membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Program-program yang mendorong keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam pengelolaan mangrove secara berkelanjutan dapat menjadi sumber pendapatan baru.
“Dengan pendekatan ini, masyarakat dapat merasakan manfaat ekonomi dari keberadaan ekosistem mangrove sekaligus menjaga kelestariannya,” kata Daniel.
Dia mengatakan, Indonesia, sebagai salah satu negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia serta pemilik lahan gambut terbesar ketiga di dunia, memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya. Namun, menurut Daniel, tantangan yang dihadapi adalah sifat sementara dari BRGM sebagai badan adhoc.
“Keberadaan BRGM perlu diperkuat dan diupayakan menjadi lembaga permanen yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” kata dia.
Dengan status yang lebih stabil, BRGM dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam program restorasi gambut dan mangrove, sekaligus memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Inisiatif ini tidak hanya penting bagi keberlanjutan ekosistem lokal tetapi juga membawa dampak positif bagi upaya global dalam menghadapi krisis iklim,” ucap Daniel.