Kolaborasi Mentan dan Menhut Dukung Swasembada Pangan dengan Tanam Agroforestri

Kolaborasi Mentan dan Menhut Dukung Swasembada Pangan dengan Tanam Agroforestri

Indramayu, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melaksanakan penanaman agroforestri pangan secara serentak di 17 provinsi di Indonesia.

Program ini mencakup penanaman padi lahan kering serta tanaman serbaguna atau multipurpose tree species (MPTS). Kegiatan utama berlangsung di kawasan Hutan Kemasyarakatan KTH Tani Jaya 4, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dengan luas lahan sekitar 5 hektare.

Agroforestri pangan merupakan sistem pengelolaan hutan berkelanjutan yang diterapkan di kawasan hutan negara maupun hutan adat. Program ini melibatkan masyarakat setempat sebagai pengelola utama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, menjaga keseimbangan lingkungan, serta mempertahankan dinamika sosial budaya.

Andi menjelaskan bahwa sistem tumpang sari dengan tanaman pangan pada lahan kering memiliki potensi yang luas, mencapai 500.000 hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 389.000 hektare berada di kawasan perhutanan sosial dan lahan kehutanan lainnya.

“Ini langkah luar biasa. Penanaman agroforestri dengan pola tumpang sari padi dapat mencakup hingga 1 juta hektare. Jika diterapkan dengan baik, Indonesia akan lebih cepat mencapai swasembada pangan. Presiden sangat mendukung sektor pertanian, mulai dari penyediaan pupuk, benih, hingga alat dan mesin pertanian,” ujar Andi Amran dalam keterangannya, Selasa (4/1/2025).

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa berbagai upaya terus dilakukan untuk mencapai swasembada pangan, seperti meningkatkan produksi, termasuk optimalisasi lahan dengan sistem pompanisasi serta pencetakan sawah di berbagai wilayah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi padi mengalami peningkatan signifikan, dengan kenaikan sebesar 52% pada Januari, 51% pada Februari, dan 50% pada Maret.

“Ini adalah hasil nyata dari perhatian penuh Presiden terhadap sektor pertanian. Kita patut bersyukur karena di tengah kondisi dunia yang menghadapi kelaparan dan stunting, Indonesia masih mampu menyediakan pangan yang cukup dan bergizi bagi masyarakatnya,” tambahnya.

Namun, Andi juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu. “Kunci menghadapi tantangan ini adalah dengan memastikan swasembada pangan. Indonesia harus mampu menjadi lumbung pangan dunia,” tegasnya.

Sementara itu, Raja Juli Antoni menekankan bahwa penanaman padi gogo di lahan hutan merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mengoptimalkan produksi pangan sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Saya mendapat amanat untuk memaksimalkan potensi hutan. Ini bukan membuka hutan baru, tetapi merevitalisasi lahan yang sebelumnya mengalami kebakaran atau kekeringan agar kembali produktif dengan tanaman pangan, khususnya padi gogo,” jelasnya.

Menhut juga menegaskan bahwa keseimbangan antara pelestarian hutan dan pembangunan harus tetap dijaga. “Hutan harus tetap lestari, namun pembangunan juga harus berjalan. Saat ini terdapat 1,1 juta hektare lahan yang dapat dioptimalkan. Insyaallah, langkah ini akan membawa kita lebih dekat menuju swasembada pangan,” pungkasnya.