JAKARTA – Kolaborasi langka tersaji melalui film terbaru produksi MYD Films yang berjudul “Dosa Terakhir”. Aktor laga kawakan Willy Dozan akan beradu peran dengan sang putra, Leon Dozan.
Film yang digarap sutradara Seno Vegaz ini mengangkat kisah penebusan dosa masa lalu, di mana akan dihadirkan perpaduan genre action–drama kriminal dengan sentuhan thriller dan tragedi keluarga.
Seno menjelaskan alasan krusial di balik keputusannya untuk menyatukan Willy dan Leon. Menurutnya, kolaborasi dua generasi Dozan itu jadi simbol perpaduan film action lintas era.
“Willy Dozan adalah simbol dedikasi dan disiplin di dunia film laga. Leon mewarisi semangat itu, tapi dengan pendekatan emosional yang lebih dalam. Pertemuan mereka di satu frame bukan cuma simbol ayah dan anak tapi juga simbol dua era perfilman action Indonesia yang bersatu,” kata Seno dalam keterangannya, Senin, 13 Oktober.
Dalam film “Dosa Terakhir”, Willy Dozan memerankan Rama, seorang mantan pembunuh bayaran yang bertekad kuat meninggalkan kehidupan kelam demi ketenangan bersama anak-anaknya.
Namun, masa lalu kelamnya tidak mudah hilang. Masalah kembali muncul ketika anaknya, Dali (diperankan Leon Dozan), terperangkap dalam jaringan narkoba yang dipimpin oleh tokoh antagonis karismatik bernama Roki, yang dibawakan oleh Supri FX.
Konflik utama film ini adalah perjuangan Rama melawan musuh lama, sekaligus melawan rasa bersalah dan dosa yang terus menghantuinya.
Hal menarik lain dari produksi film ini adalah proses syuting yang sangat singkat, di mana hanya membutuhkan waktu 10 hari. Seno memilih Tasikmalaya sebagai lokasi syuting karena karakter visualnya yang urban sekaligus dramatis.
“Kami ingin membuktikan bahwa dengan disiplin, visi kuat, dan kerja tim solid, film berkualitas bisa lahir meskipun dengan waktu produksi yang singkat,” ujar Seno.
Sang sutradara juga memuji sinergi yang diberikan Willy dan Leon dalam film garapannya kali ini.
“Energi para pemain luar biasa, terutama Willy dan Leon yang total di adegan laga maupun drama,” imbuhnya.
Secara keseluruhan, “Dosa Terakhir” tidak hanya menampilkan adu fisik dan pertarungan berdarah, tetapi juga menyentuh isu-isu penyesalan, cinta keluarga, dan makna dari sebuah pengampunan. Film ini membawa pesan kuat bahwa setiap dosa pasti menuntut balasan, dan pengampunan sejati hanya bisa didapatkan melalui pengorbanan besar.
Melalui kisah Rama dan Dali, penonton diajak merenungkan bahwa cinta dan penyesalan sering berjalan seiringan, dan tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menebus kesalahan sebelum semuanya terlambat.
“Dosa Terakhir” dijadwalkan segera tayang di bioskop sebagai aksi penebusan terakhir seorang ayah sekaligus sebuah warisan sinema laga Indonesia yang patut dinantikan.
