Jakarta –
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung program makan bergizi gratis yang diusung presiden terpilih Prabowo Subianto. Sebagai salah satu wujud dukungan, KKP mendorong ikan bisa menjadi salah satu menu program makan bergizi gratis.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Menteri KP, Hendra Yusran Siri, awalnya menjelaskan KKP saat ini menggalakkan gerakan gemar makan ikan untuk mendukung program makan siang gratis. Program itu digalakkan karena ikan mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat.
“Salah satu bentuk kita mendukung ini adalah mencoba menggalakkan program gerakan gemar makan ikan, karena kita tahu persis ini sumber protein dan juga Omega 3 dan ini adalah salah satu investasi sangat besar untuk menciptakan generasi muda lebih bagus lebih cerdas. Dengan makan ikan lebih banyak pasti lebih cerdas,” kata Yusran di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2024).
Yusran membeberkan bahwa pihaknya berharap ikan menjadi salah satu menu dalam program makan bergizi gratis, karena memiliki banyak gizi dan manfaat salah satunya bisa menurunkan angka stunting. Informasi ini disebutnya sudah disampaikan kepada tim pemerintahan mendatang.
“Kalau omongan detail mungkin dengan PDS (Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing), tapi tentunya kita juga berharap dan menyampaikan kebijakan arahan kita bahwa makan ikan ini adalah makanan yang bisa meningkatkan kecerdasan dan menurunkan nilai stunting. Saya kira pesannya sudah didengar, tapi detailnya silahkan ke teman-teman PDS bahwasanya ikan ini, sekali lagi, bisa untuk kecerdasan dan menurunkan angka stunting,” bebernya.
Sementara, Inspektur Jenderal KKP Tornanda Syaifullah, menyampaikan bahwa secara umum pihaknya memiliki tugas besar untuk menurunkan angka stunting lewat asupan gizi yang cukup, salah satunya dengan gerakan gemar makan ikan.
Dia menjelaskan, gerakan gemar makan ikan sudah mulai dilakukan di Dinas Kelautan dan Perikanan di berbagai daerah untuk menjaga angka stunting. Sebab, ternyata ada daerah yang menjadi penghasil ikan tapi angka stuntingnya masih tinggi, ia menduga hal ini terjadi karena masyarakatnya tidak senang memakan ikan.
“Kemarin saya baru dapat informasi kita minta dinas KP di daerah mereka melakukan semacam bagi ikan dan makan ikan khususnya kepada masyarakat tertentu untuk menjaga stunting. Ada 7,5 ton ikan dibagi untuk mencegah stunting. Jadi program ini turunannya seharusnya turunannya ke pemda dan pemkab agar angka stunting yang lumayan tinggi nih, dan itu bisa saja daerah penghasil ikan tapi angka stuntingnya tinggi. Nah, berarti daerah di sana itu bisa jadi memang tidak gemar makan ikan, atau tidak ada kemampuan untuk memperoleh asupan gizi yang cukup, salah satu caranya (mendapatkan asupan gizi cukup) dengan memakan ikan,” pungkasnya.
(ara/ara)