Gresik (beritajatim.com) – Suroto, pekerja migran asal Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, akhirnya pulang ke tanah kelahirannya. Bukan dengan langkah gagah membawa kisah sukses dari negeri jiran, melainkan dalam peti kayu yang diselimuti duka. Ia meninggal dunia karena sakit saat bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kabar itu sampai ke Polres Gresik melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Gresik. Tanpa menunggu lama, tim Seksi Kedokteran dan Kesehatan (Sidokkes) bergerak cepat. Mereka menjemput jenazah Suroto di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, dan mengantarnya menuju rumah duka menggunakan ambulans gratis milik Polres Gresik.
“Ini merupakan bagian dari komitmen Polres Gresik dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama dalam situasi kemanusiaan,” ujar Kasie Dokkes Polres Gresik, Iptu Sugioto, dengan mata berkaca-kaca mengenang perjalanan itu.
Perjalanan ambulans malam itu sunyi. Di sepanjang jalan menuju Dukun, beberapa warga menunggu di tepi jalan untuk memberi penghormatan terakhir. Bagi mereka, Suroto bukan hanya tetangga — dia adalah pahlawan devisa yang berjuang di negeri orang demi keluarganya.
“Kami akan terus berupaya memperluas layanan kemanusiaan semacam ini agar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan, khususnya bagi keluarga pekerja migran,” lanjut Sugioto.
Sementara itu, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menegaskan bahwa kehadiran polisi bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga merawat sisi kemanusiaan.
“Wujud kepedulian kami tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat tapi juga pengabdian,” tuturnya.
Ketika ambulans berhenti di depan rumah sederhana di Lowayu, suasana berubah hening. Tangis keluarga pecah menyambut kepulangan Suroto. Di tengah duka itu, masyarakat menyadari: kepedulian aparat tak hanya sebatas tugas, tapi juga bentuk penghormatan bagi mereka yang mengabdi untuk negeri. [dny/beq]
