Blitar (beritajatim.com) – Tanggal 31 Mei selalu menjadi awal dimulainya rangkaian bulan Bung Karno di Kota Blitar. Rangkaian ini dimulai dengan adanya kirab Pancasila dan pawai lentera yang adakan di rumah masa kecil Bung Karno atau yang lebih dikenal dengan Istana Gebang.
Kegiatan ini bukan hanya sebagai tradisi bagi warga Kota Blitar. Ini merupakan wujud cinta warga Blitar terhadap Bung Karno sebagai salah satu penggagas ideologi bangsa. Tak peduli ada efisiensi atau apapun rintangannya, warga Kota Blitar tetap tumpah ruah menyemarakkan kirab Pancasila.
Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin yang ikut memberangkatkan rombongan pun ikut merasakan kecintaan warga Bumi Bung Karno terhadap ideologi bangsa. Wali Kota Blitar tersebut sangat yakin jika Bung Karno masih hidup dirinya akan sangat bangga dengan warganya.
“Kalau Bung Karno tahu, beliau pasti bangga melihat warga Kota Blitar malam ini. Bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga secara jiwa, dalam meneguhkan kembali cita-cita luhur bangsa ini,” ucap Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, Sabtu (31/05/2025).
Kecintaan warga Blitar terhadap ideologi bangsa ini, menjadi modal dasar untuk pengamalan nilai-nilai pancasila di kehidupan nyata. Wali Kota Blitar pun berharap nilai-nilai pancasila akan tetap hidup dan tumbuh di hati setiap warga.
“Kota Blitar memiliki warisan yang tak ternilai bukan hanya makam Bung Karno, tetapi juga semangatnya. Melalui Grebeg Pancasila, kami ingin menunjukkan kepada Indonesia bahwa ideologi bisa hidup dalam tradisi dan perayaan rakyat,” jelas Wali Kota Blitar, Mas Ibin.
Kirab Pancasila dimulai dengan penyerahan simbol-simbol ideologis seperti patung burung Garuda dan teks Pancasila. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Edy Wasono, menjelaskan bahwa Kirab Pancasila sejatinya merupakan pelestarian dari tradisi Bedhol Pusaka, ritual pemindahan benda-benda sakral yang menyimpan nilai-nilai luhur bangsa.
“Pawai Lentera ini bukan sekadar atraksi. Ia simbol penerangan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat,” ujar Edy.
Sekitar 80 kelompok peserta dari sekolah dan OPD turut berpartisipasi, masing-masing membawa lentera yang dihias dengan ornamen kebangsaan. Grebeg Pancasila tahun ini mengusung tema Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya.
Sebuah tema yang, menurut Edy, relevan dengan semangat zaman di mana bangsa ini tengah berjuang menjaga nilai kebangsaan dalam dinamika globalisasi. Ia mengatakan bahwa rangkaian acara Grebeg Pancasila akan terus diperkuat sebagai bagian dari agenda tahunan pariwisata berbasis sejarah dan ideologi. [owi/aje]
