Chicago: Harga emas dunia turun pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB) karena para pedagang menunggu katalis baru, termasuk data ekonomi Amerika Serikat (AS) minggu depan, yang dapat memengaruhi prospek suku bunga Federal Reserve untuk 2025, serta kebijakan dari Presiden baru Donald Trump.
Mengutip data Yahoo Finance, Selasa, 31 Desember 2024, harga emas spot turun 0,6 persen menjadi USD2.604,49 per ons. Sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,5 persen lebih rendah pada USD2.618,10.
Ketegangan geopolitik diperkirakan akan tetap tinggi hingga tahun depan, dengan bank sentral terus membeli emas. Sementara situasi utang AS kemungkinan akan memburuk dan defisit akan tumbuh di bawah pemerintahan Trump, memicu permintaan safe haven yang berkelanjutan untuk logam tersebut.
Emas telah melonjak hampir 27 persen tahun ini, mencapai rekor tertinggi USD2.790,15 pada 31 Oktober, karena investor mencari logam kuning di tengah ketidakpastian geopolitik dan pemotongan suku bunga AS.
Antisipasi perubahan kebijakan utama AS pada 2025, termasuk potensi tarif , deregulasi, dan perubahan pajak, telah tumbuh saat Trump bersiap untuk menjabat pada Januari.
Sikap hati-hati Fed soal suku bunga
Awal bulan ini, Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan sikap hati-hati terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut setelah memberikan pengurangan seperempat poin, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Serangkaian data ekonomi AS yang akan dirilis minggu depan mencakup angka lowongan kerja, laporan ketenagakerjaan ADP, risalah FOMC Fed pada Desember, dan laporan ketenagakerjaan AS, untuk mengukur kesehatan ekonomi.
Emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak, tetapi suku bunga yang tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Adapun harga perak spot turun 1,3 persen menjadi USD28,98 per ons dan platinum turun 1,5 persen menjadi USD905,62, setelah mencapai titik terendah dalam lebih dari tiga bulan pada Jumat. Sementara paladium turun 1,0 persen menjadi USD902,16.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)