Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah teori mengungkapkan kiamat bakal terjadi tahun 2026 mendatang. Seorang ahli fisika, Heinz von Foerster dari University of Illinois adalah orang yang mengeluarkan teori prediksi kiamat Bumi pada 1960 silam.
Teori tersebut dikembangkan berdasarkan penghitungan pertumbuhan populasi manusia. Temuannya itu berasal dari perhitungan matematika rumit dengan banyak faktor. Hasilnya saat itu, populasi manusia bakal mencapai batas maksimum yang bisa ditanggung Bumi.
Saat teori itu dibuat, jumlah manusia sudah mencapai 3 miliar orang. Sekarang jumlahnya jauh lebih meroket lagi yakni lebih dari 8 miliar orang.
Sejumlah faktor yang melatarbelakangi prediksi kiamat 2026 adalah bencana skala besar seperti perang nuklir, pembentukan masyarakat dunia yang kooperatif, pengembangan metode teknis yang menghasilkan pasokan makanan tanpa batas, dan lainnya.
“Populasi yang cerdas akan memusnahkan diri mereka sendiri. Anak cucu kita tak akan kelaparan. Mereka akan diperas hingga meninggal,” kata dia, dikutip dari Time, Jumat (21/3/2025).
Foerster menjelaskan teknologi makanan yang kian canggih tidak akan melampaui kecepatan kelahiran manusia.
Pemerintah bisa melakukan pencegahan. Ia mengatakan caranya dengan intervensi mengontrol laju populasi yang kian cepat.
Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan pajak lebih tinggi untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari dua orang.
Sementara itu, Thomas Malthus yang merupakan ekonom dan ahli demografi mengatakan kiamat di Bumi bisa terjadi saat manusia terus melakukan reproduksi. Sebab, bisa mengikis suplai makanan yang ada di muka Bumi ini, karena tidak bisa mencukupi kebutuhan yang ada.
(fab/fab)