Ketegangan, Emosi, dan Dualisme Karakter yang Mengejutkan

Ketegangan, Emosi, dan Dualisme Karakter yang Mengejutkan

JAKARTA – Rumah produksi Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures dan Narasi Semesta akan kembali merilis film horor terbaru mereka yang berjudul Kitab Sijjin dan Illiyyin.

Mengangkat kisah tentang Sijjin dan Illiyyin, dua kitab yang mencatat amal perbuatan orang-orang durhaka dan orang-orang yang berbakti dan saleh, film ini disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu dan diproduseri oleh Gope T. Samtani.

Skenarionya ditulis oleh Lele Laila dan menampilkan pemain-pemain seperti Yunita Siregar, Dinda Kanyadewi, Kawai Labiba, Tarra Budiman, Sulthan Hamonangan, Nai Djenar Maisa Ayu, dan David Chalik.

Film Kitab Sijjin & Illiyyin bercerita tentang Yuli (Yunita Siregar) yang tulus dan baik berubah menjadi penuh dendam karena kehilangan rumah, ditinggal mati orang tua, dituduh anak selingkuhan, dan diperlakukan seperti pembantu oleh keluarga Ambar (Djenar Maesa Ayu).

Yuli meminta bantuan seorang dukun untuk membalaskan dendamnya dengan menyantet keluarga Ambar, yaitu Laras (Dinda Kanya Dewi), Rudi (Tarra Budiman), Dean (Sulthan Hamonangan), dan Tika (Kawai Labiba). Namun, santet yang disarankan ternyata sangat mematikan.

Yuli diharuskan melakukan ritual dalam waktu satu minggu dengan memasukkan nama-nama target santet ke mayat yang baru meninggal.

Cuplikan Film Kitab Sijjin dan Illiyyin (ist)

Kitab Sijjin dan Illiyyin membuka film dengan gaya berani—langsung menyuguhkan visual horor yang mencekam dan atmosfer menegangkan sejak menit pertama. Tanpa basa-basi, penonton langsung diajak masuk ke dunia gelap penuh misteri dan teror.

Meski bergenre horor, film ini menyelipkan drama keluarga yang kuat dan berhasil menyentuh emosi penonton. Konflik dalam rumah tangga dan relasi antar tokohnya dibangun dengan rapi, memperkuat lapisan emosional di tengah suasana menyeramkan.

Alur cerita berjalan runtut dan mudah diikuti. Tidak ada narasi yang membingungkan, sehingga penonton bisa larut menikmati jalan cerita tanpa harus berpikir keras menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi.

Debut Yunita Siregar melalui karakter Yuli sangat mencuri perhatian karena peran dualisme mengejutkan—sisi polosnya yang awalnya tampak tak bersalah membuat penonton tak menyangka dengan perubahan dan tindakannya di kemudian hari.

Dinda Kanya Dewi juga tampil kuat dan sukses membuat penonton gregetan terhadap Yuli. Aktingnya memberi tekanan emosional yang tinggi dalam konflik, memperkuat tensi antar karakter utama.

Cuplikan Film Kitab Sijjin dan Illiyyin (ist)

Di sisi lain, akting Labiba menjadi pemegang sisi emosional dalam film. Ia berhasil menyampaikan rasa takut, frustasi, dan kehilangan dengan sangat meyakinkan.

Chemistry antara Kawai Labiba dan Dinda Kanya Dewi terasa natural dan kuat, membuat dinamika hubungan mereka di layar menjadi hidup dan penuh ketegangan. Ditambah dengan suasana sunyi yang sering muncul di beberapa adegan, film ini berhasil memanfaatkan keheningan sebagai alat untuk membangun atmosfer horor yang efektif.

Jumpscare yang disajikan tidak banyak, namun penempatannya sangat tepat. Setiap kali muncul, efek kejutnya berhasil menambah intensitas rasa takut tanpa terasa murahan atau berlebihan.

Secara keseluruhan, Kitab Sijjin dan Illiyyin adalah film horor yang solid dengan perpaduan cerita emosional dan teror psikologis. Akting kuat, alur runtut, serta kejutan dari karakter Yuli menjadikan film ini lebih dari sekadar tontonan seram—ia juga meninggalkan kesan mendalam.