Jakarta –
Tawuran merenggut nyawa kembali terjadi di Jalan Basuki Rahmad (Bassura), Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim). Buntut tawuran maut tersebut, warga hingga pedagang pun kini ketakutan beraktivitas di sekitar lokasi.
Berdasarkan catatan detikcom, tawuran memang kerap terjadi di wilayah Basuki Rahmad (Bassura), Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim). Yang terbaru, tawuran terjadi pada Kamis (2/1/2025), sekitar pukul 01.45 WIB.
Kala itu, seorang pria inisial RP tewas karena terkena senjata tajam dalam tawuran antarkelompok di Bassura tersebut. “Benar ada kasus meninggal dunia terkena senjata tajam diduga saat tawuran. Korban RP, laki-laki,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan.
Pedagang Mengeluh
Maraknya kejadian tawuran di wilayah tersebut ternyata berdampak kepada para pedagang di Pasar Gembrong, Jakarta Timur. Pasar tersebut memang berada cukup dekat dari lokasi yang kerap terjadi tawuran.
Misalnya salah satu pedangang, Ice, menyebut tawuran yang kerap terjadi memiliki pengaruh terhadap sepinya pembeli. Dia mengungkap beberapa pembeli dagangannya merasa takut akibat sering terjadinya tawuran di dekat Pasar Gembrong.
“Ngaruh, ngaruh banget. Karena kalau ada tawuran kan orang tahu lewat media sosial, ada tawuran di Pasar Gembrong, otomatis mereka takut. Takutnya pas ke sini mereka bisa ketimpuk batu. Ini kan pas dekat pintu lokasi tawurannya,” ungkap Ice ditemui di lokasi, Sabtu (4/1/2025).
Dia juga sempat bercerita keluhan pembeli ini disampaikan langsung kepadanya. Dia mengatakan pembelinya yang sempat berencana datang ke toko batal akibat tawuran pecah pada awal tahun lalu.
“Oh iya, ada ngeluh, dia ngomong gini, ‘Aku sebenarnya mau ke sini. Karena dengar-dengar ada tawuran, nggak jadi, karena takut ada tawuran’. Dia tuh sebenarnya mau ke sini pas yang tawuran pertama di awal tahun itu akhirnya nggak jadi sampai sekarang. Katanya bulan depan aja jadi ke sininya,” kata Ice.
Selain itu, ada Santi, yang merasa memang dagangan semakin sepi akibat adanya tawuran. Dia mengaku toko dagangannya mulai sepi sejak pandemi COVID-19.
“Ngaruh, tapi nggak terlalu sih, karena kan tawuran malam. Sepi sih ya sepi, memang pendapatan juga terus-menerus turun kan setelah COVID-19, ditambah lagi mungkin ada begituan ya,” ujarnya.
Dia mengaku pendapatan pun terus merosot setiap tahunnya. Kini, dia menyebut keuntungan yang hanya Rp 2 juta sudah sangat disyukuri.
“Ya kalau pendapatan turun setelah Corona aja. Sebelum Corona bisa Rp 10 juta lebih, sekarang dapat Rp 2 juta aja udah alhamdulillah,” ujar dia.
Warga Ketakutan
Foto: Suasana Jl Bassura Jakarta Timur yang sering jadi ajang tawuran, 4 Januari 2025 siang. (Kurniawan Fadilah/detikcom)
Tak hanya pedagang, warga yang tinggal di sekitar lokasi juga ketakutan dengan maraknya tawuran di Bassura. Mereka mengaku khawatir dan merasa takut jika pulang kerja larut malam.
“Dibilang terganggu ya terganggu, apalagi kalau memang ada yang gawenya (bekerja) balik sampai malam, takut juga kan mau pulang,” ujar Alga, salah seorang warga, saat ditemui di lokasi tempat terjadinya tawuran, Jl Basuki Rachmat, Jaktim, Sabtu (4/1/2025).
Warga sering melakukan pertemuan dengan berbagai pihak keamanan hingga pemerintahan untuk mencari solusi dalam mengatasi tawuran. Namun memang bukan hal yang mudah menghentikan tawuran tersebut.
“Sering banget, sampai polisi, TNI, Kelurahan, Camat segala macem pada ke sini, tetep aja ada lagi, ada lagi. Susah kayaknya wilayah sini mah. Itu juga kan Polres kalau nggak salah, apa Polsek gitu, diriin posko, tenda, tetep aja kagak ngaruh,” sebutnya.
Dia juga mengungkapkan penyebab terjadinya tawuran yang diketahuinya ialah saling ejek. Tapi dia tak mengetahui pasti bentuk ejekan seperti apa yang hingga akhirnya mengakibatkan terjadinya tawuran.
“Katanya mah cuma gara-gara main kata-kataannya, tapi nggak tahu juga kata-kataannya gimana sampai pada tawuran,” imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
(maa/maa)