Proses finalisasi ini menandai komitmen kuat kedua pihak untuk mempercepat integrasi ekonomi dan memperkuat kerja sama perdagangan di tengah ketidakpastian global. Indonesia menilai Uni Eropa sebagai mitra strategis, dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai USD 30,1 miliar pada 2024 dan surplus USD 4,5 miliar untuk Indonesia.
“Kami berkomitmen menyelesaikan perundingan dengan mitra strategis seperti Uni Eropa agar perdagangan dan investasi saling menguntungkan serta memperkuat rantai pasok dunia,” ujar Airlangga.
Produk Perikanan RI Kini Setara Thailand dan Filipina di Mata Eropa
Sektor perikanan menjadi salah satu penerima manfaat utama dari kesepakatan ini. Indonesia meminta agar ekspor produk laut tidak diperlakukan secara diskriminatif dibanding negara tetangga seperti Thailand dan Filipina. Permintaan ini dikabulkan Uni Eropa, yang sepakat memberi *level playing field* bagi hasil perikanan Indonesia di pasar mereka.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia melihat potensi besar dari sektor perikanan dalam kontribusi terhadap ekspor nasional.
Dengan tarif dihapus dan regulasi disamakan, peluang produk laut Indonesia menembus pasar Eropa diperkirakan meningkat signifikan. Ini juga menjadi bukti bahwa isu keberlanjutan dan praktik perikanan yang baik mendapat pengakuan internasional.
“Khusus untuk ekspor perikanan, kita akan diberikan level playing field yang sama dengan negara-negara sekitar seperti Thailand dan Filipina,” tegas Airlangga.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5245232/original/030970600_1749297566-Screenshot_2025-06-07_185806.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)