Kerap Tak Bergejala, Skrining Dini Kesehatan Ginjal jadi Hal Penting untuk Dilakukan

14 March 2024, 19:55

Ilustrasi pemeriksaan atau skrining dini kesehatan ginjal.(Dok. Freepik)

KETUA Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri), Pringgodigdo Nugroho, menjelaskan skrining atau deteksi dini pada kelompok berisiko gagal ginjal dapat menghemat beban pembiayaan. Hal itu dikarenakan kasus gagal ginjal kronik sering ditemukan saat tahap akhir, sehingga beban pembiayaan sudah mahal.
Selain itu skrining juga diperlukan karena penyakit ginjal sering muncul tanpa gejala. Itu membuat kasus ditemukan serta insidensi beban yang ditimbulkan sangat tinggi.
Pada 2023 gagal ginjal memiliki beban pembiayaan sampai Rp2,9 triliun. Secara keseluruhan, penyakit tidak menular (PTM) menghabiskan biaya yakni Rp34,8 triliun lebih jika dilihat keseluruhan.
Baca juga : Nyeri Pinggang Akibat Kanker Ginjal Atau Batu Ginjal Sulit Dibedakan
“Skrining yang tertarget pada kelompok berisiko menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat komplikasi penyakit gagal ginjal kronik dengan mempertimbangkan biaya akibat penyakit gagal ginjal kronik terutama di negara berkembang. Secara ekonomi KDGIO merekomendasikan pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan pada berbagai fasilitas kesehatan,” kata dr Pringgodigdo dalam konferensi pers, Kamis (14/3).
Kelompok yang berisiko adalah orang dengan hipertensi, diabetes penyakit kardiovaskular, riwayat penyakit ginjal pada keluarga, riwayat cedera penyakit ginjal akut, penyakit yang mengganggu fungsi ginjal seperti lupus, pekerjaan risiko tinggi, status sosial ekonomi rendah, dan kesulitan akses ke fasilitas kesehatan.
“Faktor lain yakni dengan adanya demografi, usia, ras, penyakit sistemik yang menyerang ginjal, faktor risiko genetik, dan paparan lingkungan. Kita harus memastikan skrining terhadap kelompok yang berisiko tinggi untuk menghemat biaya,” ungkapnya. Baca juga : Pasien Gagal Ginjal Boleh Berolahraga, Asal…
Adapun skrining dan cek fungsi ginjal bisa dengan kreatinin atau pengecekan darah kemudian cystatin C jika tersedia. Sementara dari urin juga bisa dilihat tingkat keparahan penyakit ginjal melalui rasio albumin kreatinin urine (RAKU).
Skrining dapat dilakukan di praktek pribadi, rumah sakit, puskesmas, dan posyandu adapun setting non klinik dapat dilakukan dengan syarat bersih, tenang dan mampu melayani semua peserta skrining. Pencatatan hasil skrining harus dicatat pada rekam medis untuk memantau status kesehatan ginjal.
Pringgodigdo menekankan bahwa skrining menurunkan risiko terjadinya penyakit ginjal tahap akhir. Bisa dilakukan seperti pada pasien-pasien diabetes dan persentase dengan hipertensi sudah cukup meningkatkan kualitas hidup dengan cost yang relatif lebih rendah.
(Z-9)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi