Keracunan MBG di Kedunggalar Ngawi Terus Bertambah, Total 79 Siswa

Keracunan MBG di Kedunggalar Ngawi Terus Bertambah, Total 79 Siswa

Ngawi (beritajatim.com) – Jumlah korban dugaan keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ngawi terus bertambah. Hingga Rabu (26/11/2025), total korban mencapai 79 siswa, melonjak dari sebelumnya 46 anak yang sempat menjalani perawatan di puskesmas terdekat.

Korban berasal dari empat sekolah, tiga di antaranya sekolah dasar—SDN Gemarang 5, SDN Jenggrik 2, dan SDN Jenggrik 6—serta SMPN 2 Kedunggalar. Sejumlah siswa masih mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Gemarang, sementara sebagian lainnya diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.

Para siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap lauk telur puyuh dari paket MBG yang disediakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar. Telur puyuh tersebut diduga telah basi. Petugas kesehatan telah mengamankan sampel makanan, termasuk telur puyuh, untuk diuji laboratorium.

Keterangan pihak SPPG memunculkan tanda tanya besar terkait standar pengelolaan makanan. Telur puyuh dimasak sejak pukul 02.00 WIB dini hari, namun baru dibagikan sekitar pukul 09.00 WIB pagi. Rentang waktu panjang itulah yang diduga memicu makanan rusak sebelum dikonsumsi siswa.

Di sisi lain, kemarahan orang tua meledak. Mereka mendesak program MBG dihentikan sementara, mengingat kasus keracunan siswa bukan kali pertama terjadi.

“Tolong program ini dihentikan biar tidak jadi begini. Besok anak saya tidak boleh makan MBG. Kalau yang lain terserah,” kata Muntiani, salah satu orang tua siswa.

Pihak SPPG mengklaim selama ini tidak pernah ada masalah dan baru kali ini insiden terjadi.

“Kami sudah delapan kali ini tidak ada masalah dan baru hari ini. Makanya kita akan melakukan perbaikan sambil menunggu hasil lab,” kata Agus Wijayanto, Kepala SPPG Desa Kawu.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Ngawi memastikan penanganan terhadap seluruh korban dan mengonfirmasi jumlah siswa terdampak.

“Kita melakukan penanganan terhadap korban. Kita ambil sampel untuk uji lab. Ada 79 orang siswa dari tiga sekolah dasar dan SMP,” kata Heri Nur Fahrudin, Kepala Dinas Kesehatan Ngawi.

Hingga sore hari, puluhan siswa masih menjalani perawatan di puskesmas. Diketahui dapur SPPG Desa Kawu selama ini memasok makanan MBG untuk 2.139 siswa di 35 SD dan SMP wilayah Kecamatan Kedunggalar sejak Senin (17/11/2025).

Kasus ini kembali menyorot lemahnya pengawasan pangan dalam program makan bergizi gratis, terutama terkait standar kebersihan, pengolahan, serta waktu distribusi makanan. Pemeriksaan laboratorium kini dinantikan untuk memastikan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan penghentian sementara program menuju evaluasi menyeluruh. [fiq/but]