JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan, adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat menyerap kebutuhan pangan yang diproduksi oleh petani maupun peternak. Seperti kebutuhan telur, yang tiap hari terus diberikan kepada penerima manfaat.
Hal ini dia kemukakan dalam kegiatan Sosialisasi Penguatan Program Makan Bergizi Gratis yang dihadiri para Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat, 25 April.
“Jadi Badan Gizi meng-create emerging market namanya 82,9 juta (penerima manfaat). Ini adalah emerging market. Tadi Pak Menteri Bappenas mengatakan telur kita kelebihan 200.000 ton. Kalau makan bergizi sudah jalan, 200.000 ton segera akan diserap. Dan kalau tidak muncul enterpreneur baru, maka kita akan kekurangan telur,” katanya dalam keterangannya.
“Kalau kita sarankan makan telur dua kali seminggu. Padahal Pak Presiden mengatakan, telur harus dikasihkan setiap hari. Jadi kalau makan bergizi ini sudah jalan, produksi telurnya begini-gini saja, langsung berkurang, itu namanya creating demand atau new emerging market,” sambungnya.
Selain itu, program pemerintah ini dapat menggerakan perekonomian nasional serta menjadi investasi jangka panjang yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
“Jadi kami ini sebutnya memiliki tugas untuk investasi SDM besar-besaran masa depan, memberikan pemenuhan gizi. Tapi kita ingin buat mekanismenya agar tumbuh demand dan tumbuh kelayakan ekonomi sehingga ekonomi bergerak,” ujar Dadan.
Dalam kesempatan itu, BGN mengajak para alumni IPB untuk berpartisipasi dalam program MBG. Sebab, Dadan bilang, sepertiga penduduk Indonesia mesti diberi makan bergizi setiap hari. Dari jumlah tersebut, maka dibutuhkan 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Sepertiga penduduk Indonesia diberi makan setiap hari, dan itu adalah tugas Badan Gizi Nasional. Nah terus maknanya apa untuk alumni IPB? Yang pertama, tentu saja saya mempromosikan ahli gizi. Karena kami akan bangun 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, dan di setiap Satuan Pelayanan harus ada ahli gizi. Nah terus maknanya apa lagi untuk alumni IPB? Untuk ahli pertanian, 82,9 juta (penerima manfaat) itu adalah new demand,” ucapnya.
Sejak terbentuknya program MBG pada 6 Januari 2025, awalnya baru 300.000 orang yang menerima manfaat. Sekarang, hanya dalam waktu 3 bulan, sudah 3 juta lebih penerima manfaat.
“Jadi itulah sebetulnya yang kita kembangkan oleh Badan Gizi dan alhamdulillah program ini sudah di-launching tanggal 6 Januari dan itu melayani 300.000 orang awalnya, di 191 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, di 26 provinsi. Hari ini, sudah tercatat 1.093 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, hanya dalam waktu 3 bulan, sudah melayani 3 juta,” papar Dadan.
