Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kenapa Artefak Nabi Adam Sulit Ditemukan?

Kenapa Artefak Nabi Adam Sulit Ditemukan?

Jakarta

Banyak artefak terkait nabi-nabi yang sudah ditemukan ilmuwan. Tapi kok artefak terkait Nabi Adam susah banget dicarinya ya?

Seiring berjalannya waktu, misteri artefak yang terkait dengan Nabi Adam tetap menjadi titik fokus penelitian sejarah dan arkeologi. Ali Akbar, ahli arkeologi Universitas Indonesia, mengungkapkan jika memakai pendekatan arkeologi Al Quran (Quranic Archeology) ada beberapa petunjuk mengenai artefak terkait Nabi Adam.

Ali Akbar menyoroti Kakbah sebagai bukti arkeologi paling nyata terkait dengan Nabi Adam. Dia mengutip Ibnu Katsir dalam buku Kisah Para Nabi dan Rasul dimana Nabi Adam disebutkan semasa hidupnya sudah melakukan thawaf mengelilingi Kakbah.

“Kakbah sebenarnya merupakan bukti nyata artefak terkait dengan Nabi Adam, namun telah mengalami renovasi berulang,” kata Ali Akbar dalam bedah buku Asal-usul Manusia Pertama di Bumi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Ia berpendapat bahwa Kakbah, pada awalnya dibangun oleh Nabi Adam, namun telah mengalami beberapa kali renovasi. Dia mengingatkan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang merenovasi Kakbah dengan meninggikan pondasinya.

“Tetapi, pondasi awalnya masih tetap terjaga hingga saat ini,” imbuhnya.

Ali Akbar menggarisbawahi bahwa tidak adanya penelitian ilmuwan yang secara tegas mengklaim penemuan fosil Nabi Adam menunjukkan kompleksitas dan tantangan dalam memahami masa lalu yang begitu jauh. Sebagai gantinya, Kakbah dan pondasinya memberikan petunjuk yang konsisten dengan literatur sejarah dan keagamaan, menciptakan narasi yang menggambarkan perjalanan panjang manusia pertama. Namun, harus ada pemahaman konteks yang utuh.

“Nabi Adam sebenarnya nggak tinggi-tinggi amat. Kan katanya 60 hasta, itu adanya di hadits shahih tapi kan itu konteksnya di surga,” jelasnya.

Pencarian terus berlanjut, bukan hanya untuk menemukan artefak fisik, tetapi juga untuk mendekati makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam simbol-simbol sejarah. Kakbah, dengan segala keunikan dan transformasinya, menuntun kita pada perjalanan spiritual dan intelektual untuk memahami warisan Nabi Adam.

*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(fay/fay)