Kenangan Sosok Hesty Purba Asal Madiun, Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Probolinggo: Ramah, Pintar, dan Supel Sejak Kecil

Kenangan Sosok Hesty Purba Asal Madiun, Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Probolinggo: Ramah, Pintar, dan Supel Sejak Kecil

Madiun (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar dan warga Desa Bancong, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, setelah kabar duka datang dari Probolinggo.

Salah satu korban meninggal dalam kecelakaan tunggal bus pariwisata rombongan tenaga kesehatan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember, Minggu (14/9/2025), adalah Hesty Purba Wredhamaya (39).

Jenazah Almarhum tiba di Rumah Duka, Desa Bancong dini hari dan dimakamkan di TPU Desa Bancong. Senin (15/9/2025).

Bagi warga Bancong, sosok Hesty dikenal ramah, pintar, dan supel sejak kecil. Saat kecil, ia tumbuh aktif dalam kegiatan mengaji di Masjid Sabilul Huda.

Sosoknya begitu menonjol dibanding anak-anak lain dalam hal membaca Al-Qur’an. “Hesty itu anaknya ramah, pintar, dan cepat menangkap pelajaran. Waktu ngaji dulu di masjid, memang sudah terlihat kepandaiannya. Dia juga supel, mudah bergaul dengan teman-temannya, sering bercanda, sorak gembira bersama anak-anak lain,” kenang Sugiyono, Ketua RT 03 RW 01 sekaligus guru ngaji Hesty semasa kecil.

Selepas menikah, Hesty pindah dan menetap di Jember bersama keluarga kecilnya. Namun, ia tetap menjaga hubungan dengan kampung halaman.

Bahkan sekitar dua minggu sebelum musibah, ia sempat pulang ke rumah orang tuanya di Desa Bancong. “Terakhir dia ke sini dua minggu lalu, liburan bersama keluarganya. Masih terlihat ceria, kumpul bersama keluarga di kampung,” imbuh Sugiyono dengan nada berat.

Hesty adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kepergiannya menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga dan mereka yang mengenalnya sejak kecil. “Saya sangat berduka kehilangan sosok yang dulu rajin mengaji dan selalu ceria. Semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap Sugiyono lirih.

Kepergian Hesty meninggalkan suami dan seorang anak laki-laki yang masih sekolah SMP di Malang. Kini warga Bancong hanya bisa mengenang Hesty sebagai pribadi yang supel, cerdas, dan penuh keceriaan, yang terlalu cepat dipanggil pulang dalam musibah di jalanan. (rbr/ted)