Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia mengalami kenaikan pada Selasa (7/1/2025), tetapi lajunya tertahan karena dipengaruhi oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury.
Dilansir dari Reuters, kondisi ini muncul setelah data menunjukkan meningkatnya jumlah lowongan pekerjaan di AS, yang mengurangi peluang Federal Reserve (The Fed) melakukan pemangkasan suku bunga secara signifikan.
Harga emas spot naik 0,5% menjadi US$ 2.648,76 per ons setelah sempat melonjak hingga 1% pada awal perdagangan. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup menguat 0,7% menjadi US$ 2.665,40 per ons.
Wakil Presiden dan Strategi Logam Senior di Zaner Metals Peter Grant menyampaikan, lowongan pekerjaan yang lebih tinggi daripada perkiraan dan data sektor jasa yang solid menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat. Namun, ancaman inflasi masih ada, yang kemungkinan membuat Federal Reserve menahan suku bunga hingga Maret 2025.
Meskipun emas dikenal sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga tinggi cenderung mengurangi daya tariknya sebagai aset yang memberikan imbal hasil menarik. Hal ini memengaruhi pergerakan harga emas dunia dan tercatat naik pada Selasa (7/1/2025) meski lajunya tertahan.
Penguatan dolar AS tercermin dari kenaikan indeks dolar sebesar 0,3%. Sementara itu, Imbal hasil Treasury 10 tahun meningkat menjadi 4,69%, naik tajam dari 4,15% pada awal Desember 2024.
Pada saat harga emas dunia naik, harga perak spot juga naik 0,4% menjadi US$ 30,06 per ons, platinum melonjak 1,8% ke US$ 949,74 per ons, dan paladium bertambah 0,3% menjadi US$ 923,25 per ons.