Kenaikan Harga Beras Masih Dominan Picu Inflasi Jateng, Begini Kata Bank Indonesia

2 March 2024, 16:03

SUARAMERDEKA.COM– Sejumlah komoditas masih mendorong laju inflasi Jawa Tengah di bulan Februari 2024 termasuk juga beras. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah merilis laju inflasi Jateng mencapai 2,98 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,83 di bulan Februari 2024. Bank Indonesia Jawa Tengah menyebut, komoditas beras masih mencatatkan kenaikan harga seiring dengan sebagian besar wilayah sentra produksi di Jawa Tengah yang belum memasuki masa panen. Baca Juga: Ditanya Lagi Soal Bursa Pilgub Jateng, Mantan Wali Kota Semarang Katakan Hal Ini Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Rembang sebesar 4,93 persen dengan IHK sebesar 109,01 dan terendah terjadi di Purwokerto sebesar 2,43 persen dengan IHK
sebesar 105,16 (yoy). Sementara untuk tingkat inflasi month to month (mtm) Provinsi Jawa Tengah bulan Februari 2024 sebesar 0,57 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 0,49
persen.

Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia mengungkapkan, pada Februari 2024, perkembangan inflasi gabungan 9 kota/kabupaten di Jawa Tengah masih berada dalam rentang sasaran inflasi. Baca Juga: Resep Nasi Bakso Bakar ala Chef Devina Hermawan, Simpel dan Praktis Cocok Untuk Menu Sahur Inflasi gabungan 9 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah untuk Februari 2024 sebesar 2,98 persen (yoy) dan berada di rentang sasaran target inflasi 2,5±1%. Disampaikan Nita, secara spasial, seluruh kota/kabupaten IHK di Jawa Tengah mengalami inflasi. Kota Tegal mencatatkan inflasi tertinggi di Jawa Tengah, yang pada periode laporan sebesar 0,90 persen (mtm), diikuti oleh Kota Purwokerto, Wonogiri, Kudus, dan Kota Surakarta yang masing-masing mencatatkan inflasi sebesar 0,61 persen (mtm). Pada periode laporan, inflasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas pangan, yaitu beras, telur ayam ras dan daging ayam ras. Baca Juga: 11 Game Seru Ini Rilis Maret 2024, Cek Tanggal Rilis, Temukan di Nintendo Switch, PS5 hingga Xbox dan PC “Pada telur dan daging ayam ras, harga turut meningkat seiring dengan kenaikan biaya produksi peternak akibat kenaikan harga pakan dan penurunan pasokan akibat sejumlah peternak melakukan afkir ayam,” ujar Nita. Namun demikian, harga beras diperkirakan akan berada pada tren penurunan di periode berikutnya seiring dengan panen yang mulai berlangsung di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Purworejo. Selain itu, sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) wilayah Jawa Tengah, antara lain melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), menjadi salah satu upaya pengendalian harga pangan. Di sisi lain, peningkatan inflasi tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah, kol putih/kubis dan tomat. Penurunan harga tersebut berlangsung seiring dengan kecukupan pasokan di Jawa Tengah. Baca Juga: Jadwal Red Sparks Hari Ini, Pelatih Hyundai Hillstate Tak akan Lepaskan Megawati Hengestri Demi Amankan Puncak Klasemen Liga Voli Putri Korea Sejumlah petani di Kab. Brebes melakukan panen dini untuk komoditas bawang merah dengan prakiraan luas lahan panen 150 hektar. Panen dini dilakukan sebagai dampak dari kekhawatiran petani bawang merah terhadap curah hujan yang tinggi dan banjir areal lahan bawang merah, yang berisiko menganggu hasil panen. Pada tahun 2024, inflasi IHK diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2,5±1%. Baca Juga: 5 Karakter Anime Ini Mirip Karin Uzumaki dari Serial Naruto, Mulai dari Boa Hancock hingga Hana Kurusu Untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi. Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah.***