Secara kuartalan, ekonomi tumbuh 4,04%, menunjukkan pemulihan yang cukup solid setelah kontraksi di awal tahun. Sumber pertumbuhan utama berasal dari konsumsi swasta, investasi, serta pemulihan ekspor dan impor.
“Namun, penting dicatat bahwa peran ekspor dalam struktur PDB Indonesia tidak sebesar negara-negara ASEAN lain, yakni hanya sekitar 18,8%,” ujarnya.
Dari total ekspor, AS menyumbang 9,9% (sekitar US$26 miliar dari total USUSD264 miliar pada 2024). Surplus perdagangan dengan AS bahkan kurang dari 2% PDB nasional.
Dalam World Economic Outlook Update IMF Juli 2025, proyeksi pertumbuhan riil Indonesia di angka 4,8% untuk tahun ini, sementara Bank Dunia menilai ekonomi Indonesia relatif resiliensi, dengan potensi pertumbuhan rata-rata 4,8% selama 2025–2027, dan bisa naik hingga 5,5% pada 2027 jika reformasi struktural berjalan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308925/original/013429000_1754561173-2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)