Tak puas dengan jawaban itu, Effendi meminta tanggung jawab pemerintah guna menindaki oknum pemain LPG 3 kg. Dia menuturkan, pemerintah seharusnya punya kuasa penuh untuk membela kepentingan rakyat.
“Saya pakai akal sehat, kalau memang ada yang nakal menimbun atau mengurangi si gas, bapak punya senjata. Bapak punya alat untuk bertindak. Bukan rakyat yang dikorbankan,” ucap dia.
Tak Ada Syarat
Effendi juga turut mempertanyakan syarat bagi pengecer yang mau naik kelas jadi sub pangkalan. Spontan, Bahlil menjawabnya dengan singkat. “Enggak ada persyaratan,” ungkapnya.
Mengakhiri percakapan, Bahlil meminta Effendi lanjut antre mendapat LPG 3 kg. Ia kembali menjamin stok LPG 3 kg di tengah masyarakat ke depan tak akan lagi kosong.
“Bapak, bapak saya pikir yang penting ambil dulu, bapak antre, yang penting penjelasan negara, tujuan negara begitu ya bapak. Kita pingin bapak dapat harga yang baik, kita layani. Tidak lagi langka,” ujar Bahlil.
Bahlil Minta Maaf
Pada pangkalan terpisah di Tangerang, Bahlil berulang kali meminta maaf atas antrean panjang dalam membeli LPG 3 kg. Itu dilakukannya sambil berkeliling mendatangi para calon pembeli.
Usai kegiatan tersebut, Bahlil mengutarakan maksud permintaan maaf tersebut. Lantaran, ia mengaku kinerja pemerintah dalam menyalurkan tabung gas melon bersubsidi ini belum maksimal.
“Iya, saya minta maaf karena mereka antre. Pemerintah harus objektif. Kalau kami kurang bekerja maksimal untuk memastikan rakyat kita baik, ya saya harus minta maaf,” kata Bahlil.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5120184/original/066693800_1738647242-20250204_104935.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)